Senin, 27 Juni 2011

Tips Sukses Wawancara Beasiswa

Kabar berhasil melewati sejumlah tahapan dalam seleksi penerima beasiswa, pasti menjadi kabar yang sangat baik. Apalagi, jika telah mencapai tahapan wawancara yang merupakan tahap akhir dari serangkaian tes yang harus dilalui bagi calon penerima beasiswa. Memasuki tahapan ini, artinya Anda dianggap sebagai kandidat yang kompeten untuk menerima pembiayaan studi. Tetapi, jangan berpuas hati. Tak sedikit yang harus "gigit jari" karena tak berhasil melampaui tahapan ini. Nah, berikut ini adalah pertanyaan umum dalam wawancara beasiswa dan bagaimana jawaban terbaik yang harus diberikan, seperti dikutip dari www.supercollege.com. Yuk, disimak!

1. Bagaimana Anda saat menjadi seorang pemimpin, atau, bagaimana Anda menggambarkan kepemimpinan?

Jika Anda mendapat pertanyaan mengenai kemampuan kepemimpinan, jangan hanya mengungkapkan sejumlah titel atau posisi yang pernah diraih. Fokuskan pada posisi kepemimpinan yang spesifik atau aktivitas yang bisa memberikan gambaran secara detil serta menunjukkan komitmen yang kuat. Misalnya, aktivitas sosial yang dilakukan, serta bagaimana Anda berkompetisi meraih sesuatu akan memudahkan pewawancara untuk mengukur prestasi Anda. Ingat, tidak harus menceritakan bagaimana Anda mengorganisir sesuatu atau memotivasi orang lain. Hal itu justru terkesan sangat klasik.

2. Apa kekuatan dan kelemahan terbesar Anda?

Akan sangat mudah untuk mengatakan bahwa kekuatan Anda adalah seseorang yang mau bekerja keras. Tetapi, apa yang akan menjadi bukti kekuatan itu? Gunakan sebuah contoh. Sampaikan sebuah ilustrasi yang bisa menggambarkan apa yang Anda maksud dengan kekuatan itu. Tidak cukup hanya mengatakan bahwa Anda memiliki kualitas kepemimpinan yang baik. Anda harus bercerita tentang kejadian dimana Anda memang memimpin, apa hasil dari kepemimpinan Anda? Kenapa Anda melakukannya? Hal ini akan memudahkan pewawancara untuk memercayai bahwa itu memang kekuatan Anda.

Nah, ketika berbicara tentang kelemahan, jujur, tetapi penting untuk menunjukkan tindakan apa yang Anda ambil untuk mengatasi kelemahan itu. Mengakui kegagalan bukanlah kesalahan. Yang terpenting, bagaimana Anda mengambil langkah untuk mengatasi kegagalan itu.

3. Siapa yang menjadi tokoh panutan Anda?

Ketika pewawancara mengajukan pertanyaan ini, mereka bermaksud untuk mempelajari diri Anda dari jawaban yang diberikan. Dengan kata lain, siapa orang yang Anda kagumi menggambarkan sesuatu tentang Anda. Jadi, berhati-hatilah dalam menjelaskan siapa sosok yang Anda kagumi. Tak masalah siapapun yang Anda pilih sebagai "pahlawan", asal yakin bahwa Anda mengetahui banyak tentang tokoh itu untuk menjelaskan secara spesifik tentang pribadinya.

4. Apa buku favorit Anda?

Jangan memberikan laporan tentang sebuah buku, ketika menjawab pertanyaan ini. Apa yang diinginkan pewawancara adalah untuk memelajari siapa Anda. Apa yang Anda katakan tentang pentingnya membaca buku mengindikasikan ketertarikanmu, apa yang Anda yakini, tujuan dan hal yang disukai maupun tidak disukai.

Ketika berpikir tentang buku yang akan dipilih sebagai bacaan favorit, katakan bahwa pilihan itu membuatmu berpikir berbeda atau mendorong untuk melakukan suatu aksi tertentu. sebutkan juga, apa yang secara khusus membuat Anda terhubung dengan tokoh utama. Yang terpenting bukanlah apa buku yang Anda sukai, tetapi mengapa buku itu berarti bagi Anda.

5. Kenapa Anda memilih kampus ini?

Ini adalah kesempatan terbaik untuk mengungkapkan sesuatu tentang diri Anda melalui jawaban yang diberikan. Anda tentu bukannya menjadi tour guide dengan mendeskripsikan aset terbesar yang ada di kampus itu. Lebih baik menjelaskan bahwa Anda memilih sekolah itu karena fasilitas riset yang dimiliki. Jelaskan apa yang Anda akan lakukan dengan fasilitas-fasilitas yang ada. Lebih detil dan spesifik akan lebih baik.

6. Apa mata kuliah/mata pelajaran yang disukai di sekolah/kampus? Mengapa?

Akan terlihat mudah untuk menyebutkan mata pelajaran favorit. Tetapi, pewawancara mencoba memahami mengapa Anda menyukai apa yang Anda suka. Beri alasan dan contoh mengapa Anda menyukainya. Misalnya, ketika Anda menjawab menyukai Bahasa Inggris, berikan jawaban lebih dari sekadar, "Karena saya menyukainya" atau "Karena saya bagus dalam Bahasa Inggris".

Pertanyaan ini juga bisa Anda manfaatkan untuk menyebutkan sejumlah pencapaian atau penghargaan. Jika Anda mengatakan bahwa mata pelajaran yang disukai adalah Bahasa Inggris, Anda dapat berbicara tentang kompetisi menulis yang Anda menangkan, dan lain-lain.

7. Apa pengalaman akademik yang paling berkesan?

Pertanyaan seperti ini adalah kesempatan besar untuk menyampaikan sejumlah pencapaian yang berkesan. Yakinkan, bahwa apa yang Anda sampaikan detil dan menjelaskan bagaimana pentingnya pengalaman itu. Gunakan jawaban sebagai kesempatan untuk sedikit memberikan gambaran tentang Anda melalui cerita tentang proyek atau kelas yang berarti bagi Anda dan memberikan contoh yang membuat orang akan mengingatnya. Jika memungkinkan, pilihlah topik yang berhubungan dengan beasiswa yang akan menggambarkan mengapa Anda benar-benar ingin memenangkan beasiswa itu.

Sumber

Sabtu, 18 Juni 2011

Beasiswa Erasmus Mundus di Eropa dengan Gelar Ganda

Berencana melanjutkan sekolah keluar negeri setelah kuliah S1 ? Mungkin kita akan berpikiran kalau sekolah keluar negeri itu mahal, apalagi ke Eropa. Walaupun banyak tawaran beasiswa yang bertebaran, akan tetapi persaingannya pun cukup sulit. Namun, kalau Anda berpikir, kapan lagi dapat menikmati suasana belajar a la Eropa sekaligus mendapatkan kesempatan menjelajahi benua tua itu sambil jalan-jalan, kuliah keluar negeri tidak akan pernah dirasa terlambat. Salah satu dari sekian banyak beasiswa ke Eropa yang dapat Anda coba adalah Erasmus Mundus.

Kuliah di Minimal 2 Negara

13036283371729022490

mahasiswa/i Erasmus Mundus berpose di dalam Gedung Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis

Berbeda dengan kebanyakan beasiswa lainnya, beasiswa Erasmus Mundus mewajibkan mahasiswa yang terpilih untuk mengikuti program kuliah di minimal 2 negara yang berbeda di Eropa. Durasinya antara satu negara dengan negara yang lain berbeda-beda, tergantung kebijakan program atau jurusan yang dipilih. Jadi, misalnya jurusan saya, Kultur Literer Eropa (Cultures Littéraires Européennes), diselenggarakan dalam dua tahun. Dalam dua tahun itu, satu tahun pertama saya lalui di Italia, dan setahun berikutnya di Prancis. Hampir semua jurusan yang ada menyelenggarakan program kuliah selama 2 tahun. Bahkan, ada kawan Indonesia lainnya yang kuliahnya di 7 negara dalam 2 tahun! Bayangkan, bagaimana ya mengatur adaptasi kultur, waktu, dan perbedaan bahasa di setiap negara yang disinggahinya?

Yang jelas, dengan kewajiban kuliah di beberapa negara itu, kita mendapatkan manfaat lebih banyak. Antara lain, teman-teman baru dari berbagai negara, mengenal kultur dan bahasa baru, dan tentunya, minimal 2 gelar. Great, isn’t it ? Untuk masalah bahasa, Anda jangan kuatir. Jurusan-jurusan yang tersedia rata-rata memberikan kuliahnya dalam bahasa Inggris, walaupun Anda tinggal di negara yang bukan berbahasa Inggris. Kecuali, untuk segelintir jurusan yang berhubungan dengan ilmu humaniora, seperti jurusan saya sendiri, mewajibkan menguasai minimal 2 bahasa asing lainnya selain bahasa Inggris.

Apa Saja Persyaratannya ?

Selama menjalani promosi beasiswa Erasmus Mundus di Jakarta, baik yang diadakan di kampus-kampus maupun di expo-expo pendidikan, saya dan teman-teman acap kali mendapat pertanyaan serupa mengenai persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti seleksi beasiswa ini. Pada umumnya, semua jurusan yang ada mensyaratkan beberapa hal mendasar, seperti : sudah lulus S1, bisa minimal 1 bahasa asing yaitu Inggris yang dibuktikan dengan skor TOEFL minimal 550 atau IELTS minimal 6,5 ; menyertakan 2 buah surat rekomendasi (dua-duanya bisa dari orang akademis seperti dosen, dekan atau rektor, bisa juga salah satunya dari supervisor atau atasan di kantor), menyertakan surat motivasi (letter of motivation), serta Curriculum Vitae (CV) model Europass yang dapat di-download dari internet. Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi adalah Anda tidak boleh pernah bekerja atau kuliah di negara-negara Uni Eropa dalam waktu maksimal 12 bulan selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Jadi, meskipun Anda sudah pernah kuliah di Singapura atau bekerja di Amerika Serikat, asalkan Anda belum pernah sama sekali menginjakkan kaki di tanah Eropa untuk periode waktu yang lama, maka Anda sah-sah saja untuk mendaftar beasiswa ini. Bagaimana dengan umur ? Nah, keistimewaan beasiswa Erasmus Mundus ini adalah tidak ada persyaratan untuk batasan umur. Malahan ada teman saya yang sudah ibu-ibu berusia 45 tahun, bisa terpilih juga! Padahal ia sudah pernah mengambil S2 di Indonesia dan sudah bekerja jadi dosen pula.

Untuk persyaratan yang lebih spesifik, Anda memang diharuskan untuk mengecek jurusan yang Anda minati yang menyelenggarakan program beasiswa Erasmus Mundus tersebut di internet. Nah, bagaimana Anda bisa tahu ada jurusan apa saja yang menawarkan beasiswa ini, jawabannya juga ada di sana.

Semua Serba Online !

Beasiswa Erasmus Mundus memang agak unik, karena ia tidak menyediakan kantor pusat atau pun stand khusus di mana Anda bisa mendapatkan brosur berisi informasi lengkap mengenai program-program yang ada, persyaratannya dan formulir pendaftaran yang dapat Anda isi lalu Anda kembalikan. Sebaliknya, beasiswa yang digawangi oleh Komisi Uni Eropa bagian Pendidikan dan Kebudayaan ini, hanya bisa didapatkan informasinya dengan komplit melalui internet. Artinya, jika Anda memang berminat untuk ikut dan mau tahu lebih banyak tentang persyaratan, jurusan apa saja yang tersedia, kapan batas waktu pengiriman dokumen, ke mana mengirimkan aplikasinya, negara-negara apa saja yang disinggahi, universitasnya di mana saja, semuanya harus Anda akses melalui situs internet ini : http://eacea.ec.europa.eu/erasmus_mundus/index_en.php. Apabila Anda susah mengingatnya (karena link-nya yang kepanjangan, misalnya), Anda bisa googling dengan mengetikkan kata kunci : ‘Erasmus Mundus Master Courses‘, ‘Erasmus Mundus Scholarship‘, atau cukup ‘Erasmus Mundus‘.

Mengapa hanya bisa diakses secara online, karena setiap tahunnya selalu ada jurusan-jurusan baru yang ditawarkan, dan jumlahnya bisa mencapai lebih dari sepuluh untuk masing-masing bidang studi peminatan. Misalnya saja, untuk bidang ilmu Humaniora dan Ilmu-Ilmu Sosial saja, saya perhatikan untuk tahun 2009 kemarin ada tambahan beberapa program baru yang di antaranya Master in Tourism Management, Master in Euroculture, dan masih banyak lagi. Tambahan lagi, antara satu program dengan program yang lain, universitas penyelenggaranya berbeda-beda, dan negara-negara yang harus disinggahi pun bermacam-ragam pula. Tidak sama. Persyaratan spesifiknya mungkin bisa jadi beda juga. So, tidak ada cara lain selain Anda harus rajin mencari informasinya sendiri di dunia maya tersebut.

Boleh Pulang, Boleh Lanjut Kerja di Eropa atau Negara Lainnya

1303628477951110369

Alumni Erasmus Mundus Indonesia di acara European Higher Education Fair 2010

Hingga saat ini, beasiswa Erasmus Mundus tidak mengikat para mahasiswanya untuk kemudian pulang kembali ke negara asalnya setelah kuliah selesai. Tidak ada kontrak yang menyatakan bahwa Anda harus pulang dan selesai dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Namun, kompensasinya, setelah melewati batas waktu tahap pemberian beasiswa dan Anda belum juga kelar dengan tesis atau penelitian Anda, maka Anda harus menanggung semua biayanya sendiri.

Banyak dari teman-teman penerima beasiswa Erasmus Mundus Master Course yang lalu melanjutkan ke jenjang doktoral di Eropa, bahkan ada yang ke Kanada, malahan bekerja di perusahaan atau institusi asing baik di dalam maupun luar negeri. Karena pamor beasiswa ini yang sudah lumayan dikenal bahkan di kalangan orang-orang asing sendiri, Anda tidak perlu kuatir tidak mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai.

So, tidak ada kata untuk terlambat. Selama masih ada waktu dan kesempatan, Anda bisa menguji diri untuk ikut serta dalam seleksi beasiswa yang sifatnya internasional ini. Apalagi, jumlah nominal beasiswa yang diberikan sangat mencukupi dan memungkinkan Anda untuk plesir-plesir, loh! Percaya deh… * * *

Sumber

Beasiswa Australia Untuk PNS (Malang)

Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Australia memberikan beasiswa S2 dan S3 bagi masyarakat Kota Malang yang ingin melanjutkan kuliah di Australia atau Australian Developments Scholarship (ADS). Perwakilan Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nunik mengatakan, beasiswa tersebut diberikan kepada 400 orang dengan kuota sebanyak 2/3 atau 266 orang diambilkan dari kalangan PNS di Lingkungan Pemkot Malang.

Sosialisasi Beasiswa Di Ruang Sidang Pemkot Malang

“Sementara sisanya dibuka untuk umum,” kata Nunik saat memberikan sosialisasi program beasiswa pada beberapa PNS di lingkungan Pemerintah Kota Malang di Balaikota Malang, Selasa (14/6). Lebih lanjut Nunik menambahkan, beasiswa tersebut diberikan untuk bidang-bidang studi yang menunjang tujuan peningkatan kemampuan sumber daya manusia Indonesia.

Nunik menambahkan, program beasiswa ini diharapkan akan mendukung pertumbuhan ekonomi, investasi untuk pembangunan manusia, demokrasi, serta keamanan dan perdamaian. Nantinya, beasiswa tersebut mencakup biaya pendidikan, biaya perjalanan, biaya hidup, asuransi kesehatan, pelatihan Bahasa Inggris, dan biaya penunjang lainnya,” sambungnya.

Pendaftaran program beasiswa untuk mengikuti seleksi dibuka mulai tanggal 6 Juni-26 Agustus 2011. Untuk formulir pendaftaran bisa diperoleh di berbagai institusi seperti Pusdiklat setiap departemen, rektorat universitas negeri dan swasta, kantor ADS Jakarta, atau bisa dilihat di website ADS. Yaitu di www.australiaAwards.gov.an

“Sedangkan persyaratan untuk bisa mengkuti program tersebut antara lain, usia maksimal 42 tahun, IPK minimal 2,9, dan TOEFL minimal 500, serta melengkapi beberapa dokumen yang diperlukan. Seperti halnya kopi akte kelahiran, kopi KTP atau paspor, dan lain sebagainya,” pungkas Nunik.

Sumber

Minggu, 12 Juni 2011

Beasiswa Luar Negeri 2011/2012

Berikut ini link info beasiswa terbaru 2011 untuk luar negeri.
  1. Beasiswa di Bangor University, UK
  2. Info Beasiswa di Kerala Veterinary and Animal Sciences University, India
  3. Info Beasiswa di Halmstad University, Sweden
  4. Info Beasiswa Mathematics di University of Manchester, UK
  5. Info Beasiswa di University of Oslo, Norway
  6. Info Beasiswa di Welsh School of Pharmacy, UK
  7. Info Beasiswa Japan Masters di Nottingham University, UK
  8. Info Beasiswa di Kingston University, UK
  9. Info Beasiswa di University of London, UK
  10. Info Beasiswa Government of the Islamic Republic of Iran
  11. Info Beasiswa di University of Birmingham, UK
  12. Info Beasiswa di Chalmers University, Sweden
  13. Info Beasiswa Economics di University of Vienna in Austria
  14. Program Beasiswa for Diaspore Children, India 2011-2012
  15. Info Beasiswa di University of Twente, Netherlands 2011
  16. Info Beasiswa PhD Programmes di University of Bologna, Italy
  17. Info Beasiswa di University of Oxford, UK 2012
  18. Info Beasiswa di American University, Germany 2012/13
  19. Info Beasiswa di Nottingham University, UK
  20. Info Beasiswa di University of Munich, Germany 2011

Beasiswa S2-S3 ADS Australia 2011-2012

Pemerintah Australia kembali meluncurkan program beasiswa Australian Development Scholarships (ADS), yaitu program beasiswa yang dibiayai melalui AusAID untuk program studi S-2 dan S-3 tahun ajaran 2011/2012 di universitas-universitas Australia. Beasiswa ini terbuka bagi sektor pemerintah dan swasta.

Prioritas beasiswa ini diberikan untuk bidang-bidang studi yang menunjang tujuan peningkatan kemampuan sumber daya manusia Indonesia dan pembangunan yang akan mendukung, yaitu Pertumbuhan Berkelanjutan dan Manajemen Ekonomi; Investasi Pembangunan Sumber Daya Manusia; Demokrasi, Keadilan dan Pemerintahan yang Baik; serta Keamanan dan Perdamaian.

Adapun prioritas beasiswa ADS akan dialokasikan ke provinsi-provinsi yang menjadi target Strategi Kerjasama Pembangunan Australia Indonesia 2008-2013. Untuk tahun 2011-2012 prioritas diberikan kepada geographic focus area, yaitu Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD).

Skema beasiswa ADS mencakup antara lain:

• Biaya pendidikan; yaitu seluruh biaya akademis dan biaya-biaya lain yang bersifat wajib bagi siswa internasional

• Bantuan tutorial tambahan: yaitu biaya yang bila dibutuhkan sebagai bantuan tutorial akan diberikan pada siswa yang mengalami kesulitan mata kuliah tertentu untuk membantu proses belajar.

• Biaya perjalanan; yaitu penerbangan kelas ekonomi ke dan dari Australia pada awal dan akhir masa beasiswa.

• Kerja lapangan di luar Australia; biaya yang diberikan bila riset mencakup setidaknya 50 persen dari program, siswa dapat menerima satu kali tiket PP ke Indonesia untuk melaksanakanya.

• Anggaran pemukiman; biaya ini diberikan satu kali pada awal masa studi di Australia.

• Penyertaan keluarga; Keluarga (isteri/suami dan anak-anak) boleh ikut serta ke Australia atas biaya sendiri jika telah memenuhi persyaratan AusAID dan imigrasi.

• Biaya Hidup; biaya yang diberikan sebagai tunjangan hidup selama siswa studi di Australia. Besarnya jumlah tunjangan untuk perorangan atau berkeluarga adalah sama.

• Asuransi Kesehatan: skema ini diberikan bagi penerima beasiswa saja selama masa studi di Australia.

• Pelatihan Bahasa Inggris; program ini tersedia untuk tujuan akademis dan merupakan bagian dari beasiswa dan wajib diikuti.

• Biaya Perjalanan reuni keluarga: yaitu biaya untuk penerbangan kelas ekonomi ke dan dari Indonesia untuk setiap akhir tahun ajaran. Ini tidak belaku bagi siswa yang hanya menjalankan progam studi 1 tahun. Biaya ini berlaku bagi siswa yang belum berkeluarga maupun yang sudah berkeluarga, namun tidak membawa serta keluarganya.

Bagi yang berminat, infomasi lengkap mengenai syarat pendaftaran, contoh bidang studi, atau skema beasiswa bisa langsung mengunduhnya di http://adsindonesia.or.id. Aplikasi dibuka pada 6 Juni 2011 dan ditutup 26 Agustus 2011. Formulir pendaftaran beasiswa ADS ini juga bisa diperoleh di berbagai institusi seperti Pusdiklat tiap departemen, Rektorat Universitas negeri dan swasta, Kopertis, BUMN, Kantor Cabang IALF, Kantor cabang IDP, Kantor ADS di Jakarta.

Sumber

Selasa, 07 Juni 2011

Panca Prasetya KORPRI

Berikut ini merupakan Panca Prasetya Korps Pegawai Negeri (Korpri)

images[1]

Panca Prasetya KORPRI

Kami Anggota Korps Pegawai Republik Indonesia, Insan Yang Beriman Dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjanji:

  1. Setia Dan Taat Kepada Negara Kesatuan Dan Pemerintah Republik Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar 1945;
  2. Menjunjung Tinggi Kehormatan Bangsa Dan Negara,Serta Memegang Teguh Rahasia Negara;
  3. Mengutamakan Kepentingan Negara Dan Masyarakat Diatas Kepentingan Pribadi Dan Golongan;
  4. Memelihara Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Serta Kesetiakawanan Korps Pegawai Republik Indonesia;
  5. Menegakan Kejujuran, Keadilan, dan Disiplin serta Meningkatkan kesejahteraan Dan Profesionalisme.

Jumat, 03 Juni 2011

Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengelola kelas akan sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap tingkah laku siswa, karakteristik, watak dan sifat siswa, dan situasi kelas pada waktu seorang siswa melakukan penyimpangan. Beberapa pendekatan yang mungkin dapat dipergunakan adalah pendekatan larangan dan anjuran, penghukuman atau pengancaman, penguasaan atau penekanan, pengalihan atau pemasabodohan, pengubahan tingkah laku, iklim sosio-emosional dan proses kelompok (Nurhadi, 1983: 174).
a. Pendekatan larangan dan anjuran
Pendekatan larangan dan anjuran adalah pendekatan dalam pengelolaan kelas yang dilakukan dengan memberikan peraturan-peraturan yang isinya melarang siswa melakukan sesuatu yang mencemarkan kegiatan proses belajar-mengajar atau menganjurkan siswa untuk melakukan sesuatu yang mendukung proses belajar-mengajar (Nurhadi, 1983: 175) .
Larangan dan anjuran ini akan efektif apabila disusun berdasarkan kontrak sosial, sehingga tidak dirasakan oleh siswa sebagai pembatasan yang diberikan oleh sekolah, tetapi lebih dirasakan sebagai kesepakatan bersama yang harus ditaati bersama.

b. Pendekatan penghukuman atau ancaman
Yaitu kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan dengan melakukan hukuman atau ancaman. Kegiatan ini dapat berupa tindakan guru yang menghukum siswa dengan kekerasan, melarang atau mengusir siswa dari kegiatan tertentu, mengancam siswa bila melakukan sesuatu yang dilarang, menghardik, mencemooh, mentertawakan, menghukum seorang siswa untuk contoh siswa yang lain, atau mungkin memaksa siswa meminta maaf karena perbuatan yang tercela (Nurhadi, 1983: 175).

c. Pendekatan pengalihan atau pemasabodohan
Yaitu kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan dengan mengalihkan perhatian atau kegiatan atau membiarkan sama sekali tingkah laku siswa yang menyimpang, dengan cara:
1. Meremehkan sesuatu kejadian atau tidak berbuat apa-apa sama sekali
2. Menukar anggota kelompok dengan mengganti atau mengeluarkan anggota tertentu
3. Mengalihkan tanggung jawab kelompok pada perorangan (Azhar, 1993: 93).

d. Pendekatan penguasaan atau penekanan
Yaitu pengelolaan kelas yang dilakukan dengan menunjukkan kekuasaan seorang guru terhadap siswa sehingga tindakannya untuk mengatasi penyimpangan tingkah laku dilakukan dengan tekanan-tekanan. Contoh dari pendekatan ini misalnya memerintah, tindakan memarahi, menggunakan kekuasaan orang tua atau kepala sekolah untuk pengelolaan kelas, melakukan tindakan kekerasan atau mendelegasikan kepada salah seorang siswa untuk melakukan penguasaan terhadap kelas (Azhar, 1993: 93).

e. Pendekatan penguatan tingkah laku
Pendekatan ini didasarkan atas pandangan bahwa apabila seorang siswa melakukan tingkah laku yang menyimpang mungkin disebabkan oleh dua hal, yaitu : siswa itu telah mempelajari tingkah laku yang menyimpang itu atau mungkin siswa justru belum mempelajari tingkah laku yang sebaiknya. Oleh sebab itu agar siswa tersebut mengetahui tingkah laku yang ia lakukan, maka setiap tingkah lakunya diikuti dengan konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah laku tersebut. Konsekuensi itu dibuat oleh seorang guru sebagai cara dalam melakukan pengelolaan kelas (Nurhadi, 1983: 177).

Menurut Nurhadi (1983: 177) ada empat macam konsekuensi yang dapat diterapkan, yaitu konsekuensi yang berupa penguatan positif, penghukuman, penundaan ganjaran, dan penguatan negatif.
1. Penguatan positif
Yang dimaksud dengan penguatan positif adalah pemberian ganjaran setelah ditampilkannya tingkah laku siswa yang mendukung proses pendidikan, dengan harapan siswa tersebut akan meningkatkan frekuensi penampilan tingkah laku yang diganjar tersebut.
2. Penghukuman
Penghukuman merupakan penampilan tingkah laku guru yang disampaikan kepada siswa sebagai konsekuensi tingkah laku siswa, dengan maksud agar frekuensi pemunculan tingkah laku siswa tersebut menjadi menurun.
3. Penundaan ganjaran
Yaitu upaya guru dalam mengelola kelas dengan cara tidak jadi (menunda) memberikan ganjaran kepada siswa yang telah menampilkan suatu tingkah laku yang menyimpang dan tingkah laku yang biasanya diberi ganjaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa tersebut kembali bertingkah laku seperti semula sebagaimana tingkah laku yang diganjar.
4. Penguatan negatif
Yaitu berupa peniadaan tingkah laku yang tidak disukai (biasanya berupa hukuman) yang selalu diberikan kepada siswa, karena siswa yang bersangkutan telah meninggalkan tingkah laku yang menyimpang. Dengan demikian diharapkan tingkah laku siswa yang lebih bauk itu akan ditingkatkan frekuensinya (Nurhadi, 1983: 177-180).

f. Pendekatan iklim sosio-emosional
Pendekatan ini diangkat dari anggapan dasar bahwa suasana yang mendukung proses balajar dan mengajar yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang positif antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Oleh sebab itu, tugas guru dalam mengelola kelas adalah membangun hubungan interpersonal dan mengembangkan iklim sosio-emosional yang positif di sekolah (Nurhadi, 1983: 183).
Menurut Nurhadi (1983: 183) kunci utama untuk mengembangkan iklim sosial emosional yang efektif ada tiga macam, yaitu:
1. Guru hendaknya menampilkan dirinya sebagaimana adanya di hadapan siswa.
2. Guru mempunyai sikap menerima terhadap siswa, yaitu sikap mempercayai dan menghormati
3. Guru memahami siswa dengan penuh simpati, yaitu dengan penuh kepekaan terhadap perasaan-perasaan siswa.

g. Pendekatan proses kelompok
Pendekatan proses kelompok didasarkan atas dua macam anggapan dasar, yaitu bahwa kegiatan sekolah berlangsung dalam suasana kelompok, yaitu kelompok kelas. Kelompok kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri-ciri seperti yang dimiliki oleh sistem sosial, lainnya.
Dalam hubungannya dengan kelompok kelas, maka tugas guru dalam mengelola kelas adalah berusaha mengembangkan dan mempertahankan suasana kelompok kelas yang efektif dan produktif. Oleh karenanya guru hendaknya mengembangkan dan mempertahankan kondisi yang menyangkut ciri-ciri kelompok kelas sebagai sistem sosial. Adapun ciri-ciri yang penting dimiliki oleh kelompok kelas sebagai sistem sosial adalah harapan, kepemimimpinan, kemenarikan, norma, komunikasi dan keeratan.
1. Harapan adalah persepsi pada guru dan siswa berkenaan dengan hubungan mereka.
2. Kepemimpinan merupakan tingkah laku yang mendorong kelompok bergerak ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan.
3. Kemenarikan merupakan tingkat hubungan persahabatan diantara anggota kelompok kelas. Tugas guru dalam pengelolaan kelas menjadi berusaha memperlihatkan empati, saling pengertian, sikap mendorong teman, saling menerima dan memberikan kesempatan.
4. Norma adalah suatu pedoman tentang cara berpikir, merasa dan bertingkah laku yang diakui bersama oleh anggota kelompok.
5. Komunikasi merupakan wahana yang memungkinkan terjadinya interaksi kelompok yang bermakna dan memungkinkan terjadinya proses kelompok.
6. Keeratan adalah keeratan rasa kebersamaan yang dimiliki oleh kelompok kelas. Yang mendorong terjadinya keeratan itu adalah adanya minat terhadap tugas-tugas kelompok, saling menyukai dan anggota kelompok merasa dibantu oleh kelompok kelas (Nurhadi, 1983: 184).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengelola kelas sangat dipengaruhi oleh cara guru dalam mengenal tingkah laku, karakterisitik, watak, dan sifat siswa-siswanya ketika siswa-siswa tersebut melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam kelas.


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com http://grosirlaptop.blogspot.com

Kedudukan Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu deengan cara lebih efektif dan efisien. Banyak usaha telah dilakukan oleh para ilmuwan pembelajaran dalam mengklasifikasikan variabel-variabel pembelajaran yang menjadi perhatiannya terutama bila dikaitkan dengan teori-teori pembelajaran.

Muhaimin dkk (1996: 99) mengemukakan bahwa klasifikasi yang lebih terinci dan memadai sebagai landasan pengembangan suatu teori pembelajaran adalah oleh Reigeluth dkk (tth: 1977) yang mengklasifikasikan variabel-variabel pembelajaran menjadi 4, yaitu:
a. kondisi pembelajaran
b. bidang studi
c. strategi pembelajaran
d. hasil pembelajaran

Klasifikasi variabel-variabel pembelajaran dari Reigeluth telah banyak diujicobakan serta diwarnai oleh pemikiran-pemikiran teknologi pembelajaran. Oleh karena itu, pada tahun berikutnya klasifikasi variabel-variabel pembelajaran itu dimodifikasi menjadi 3 meliputi:
a. kondisi pembelajaran
b. metode pembelajaran, dan
c. hasil pembelajaran

Variabel-variabel yang dikelompokkan ke dalam kondisi pembelajaran adalah karakteristik si belajar, karakteristik lingkungan pembelajaran dan tujuan institusional. Variabel metode pembelajaran mencakup strategi pengorganisasian pembelajaran baik mikro maupun makro, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan pembelajaran. Adapun variabel hasil pembelajaran mencakup semua efek yang dihasilkan dari pembelajaran, apakah itu pada diri siswa, lembaga pendidikan, termasuk juga lingkungan masyarakat (Muhaimin dkk, 1996: 100).

Berdasarkan pada taksonomi variabel pembelajaran di atas, maka kedudukan pengelolaan kelas terletak pada kondisi pembelajaran. Dengan demikian, dalam upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa maka pengelolaan kelas dapat dimanipulasi oleh pengajar karena pengelolaan kelas merupakan faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil pembelajaran berupa keefektifan, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran yang semua itu dapat menjadikan siswa meningkatkan kemampuannya dalam hal belajarnya.


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com http://grosirlaptop.blogspot.com

Nilai-nilai karakter dalam Silabus Berkarakter

Nilai-nilai Karakter untuk penyusunan SILABUS BERKARAKTER

Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai utama, Berikut adalah daftar nilai-nilai utama yang dimaksud dan diskripsi ringkasnya.

1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
a. Religius
Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.

2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri
a. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain

b. Bertanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.

c. Bergaya hidup sehat
Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
d. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

e. Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

f. Percaya diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.

g. Berjiwa wirausaha
Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

h. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.

i. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

j. Ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

k. Cinta ilmu
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.

3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.

b. Patuh pada aturan-aturan sosial
Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.

c. Menghargai karya dan prestasi orang lain
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
d. Santun
Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.
e. Demokratis
Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
a. Peduli sosial dan lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

5. Nilai kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

a. Nasionalis
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

b. Menghargai keberagaman
Sikap memberikan respek/ hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama.

Sumber

Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa

Berdasarkan pengelolaan kelas yang disampaikan oleh beberapa pakar pendidikan, maka sasaran pengelolaan kelas itu bisa dibedakan menjadi dua macam yaitu pengelolaan fisik dan pengelolaan siswa.
a. Pengelolaan fisik
Pengelolaan kelas fisik ini berkaitan dengan ketatalaksanaan atau pengaturan kelas yang merupakan ruangan yang dibatasi dinding. Siswa berkumpul mempelajari segala yang diberikan pengajar dengan harapan proses belajar mengajar berlangsung secara efektif dan efisien. Pengelolaan kelas yang bersifat fisik ini meliputi pengadaan pengaturan ventilasi dan tata cahaya, tempat duduk siswa, alat-alat pengajaran, penataan keindahan dan kebersihan kelas, dan lain-lain sebagai inventaris kelas (Djamarah, 1996: 228).
b. Pengelolaan siswa
Pengelolaan siswa ini berkaitan dengan pemberian stimulus dalam rangka membangkitan dan mempertahankan kondisi motivasi siswa untuk sadar dan berperan aktif dan terlibat proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Manifestasinya dapat berbentuk kegiatan tingkah laku, suasana yang diatur atau diciptakan guru dengan menstimulus siswa agar berperan serta aktif dengan proses pendidikan dan pembelajaran secara penuh (Djamarah, 1996: 237).
Bila kelas diberi batasan sebagai kelompok orang yang belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru, maka didalamnya terdapat orang-orang yang melakukan kegiatan belajar dengan karakteristik mereka, masing-masing berbeda yang satu dengan yang lainnya.
Perbedaan ini perlu guru pahami agar mudah melakukan pengelolaan dalam mengefektifkan belajar mengajar. Menurut Louis V Johnson dalam Djamarah (1996: 241), untuk mengelola kelas secara efektif perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu yang dilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru.
2. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tapi bagi semua anak atau kelompok.
3. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku-perilaku individu. Kelompok itu mempengaruhi individu-individu dalam hal bagaimana mereka memandang dirinya masing-masing dan bagaimana belajar.
4. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya pada anggota-anggota. Pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka di kelas di kala belajar.
5. Praktik guru di kala belajar cenderung berpusat pada hubungan guru dan murid. Makin meningkat keterampilan guru mengelola kelas secara kelompok, makin puas anggota-anggota di dalam kelas.
6. Struktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok ditentukan olah guru dalam mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun pada mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan.
7. Ditambahkannya lagi, bahwa organisasi kelas tidak berfungsi sebagai dasar terciptanya interaksi guru dan siswa, tetapi menambah terciptanya efektifitas, yaitu interaksi yang bersifat kelompok.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan, bahwa masalah yang perlu diperhatikan untuk membuat iklim kelas yang sehat dan efektif yang dapat meningkatkan kemampuan siswa adalah sebagai berikut:
a. Manajemen kelas, harus ada fasilitas untuk mengembangkan kesatuan dan bekerja sama.
b. Anggota kelompok harus diberi kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang memberi efek kepada hubungan dan kondisi belajar.
c. Anggota-angota kelompok harus dibimbing dalam menyelesaikan kebimbangan, ketegangan dan perasaan tertekan.
d. Perlu diciptakan persahabatan dan kepercayaan yang kuat diantara siswa.
Keharmonisan hubungan guru dengan siswa mempunyai efek terhadap pengelolaan kelas. Guru yang apatis terhadap siswa membuat siswa menjauhinya. Siswa lebih banyak menolak kehadiran guru. Rasa dengki yang tertanam dalam diri siswa yang menyebabkan bahan pelajaran sukar diterima oleh siswa dengan baik. Kecenderungan sikap siswa yang negatif lebih dominan. Sikap kemunafikan ini menciptakan jurang pemisah antara guru dan siswa.
Lain halnya dengan guru yang selalu memperhatikan siswa selalu terbuka, selalu tanggap terhadap keluhan siswa, selalu mendengarkan kesulitan belajar siswa, selalu bersedia mendengarkan saran dan kritikan dari siswa, dan sebagainya adalah guru yang disenangi siswa. Siswa rindu akan kehadirannya serta nasehat-nasehat yang diberikannya.


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com http://grosirlaptop.blogspot.com

Strategi Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Belajar Siswa

a. Menciptakan suasana atau kondisi kelas yang optimal
Seseorang guru harus bisa menciptakan suasana atau kondisi dari kondisi interaksi pendidikan dengan jalan menciptakan kondisi baru yang menguntungkan proses belajar mengajar sehingga siswa bersemangat dalam belajarnya. Keterampilan yang harus dimiliki guru yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar adalah sikap tanggap, membagi perhatian, dan pemusatan perhatian kelompok.
b. Berusaha menghentikan tingkah laku siswa yang menyimpang
Seorang guru melakukan identifikasi masalah dengan jalan berusaha memahami dan menyelidiki penyimpangan tingkah laku siswa yang mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di kelas. Setelah itu guru memberikan teguran dan bimbingan serta pengarahan-pengarahan agar tercipta tingkah laku siswa yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar.
c. Menciptakan disiplin kelas
Pembinaan disiplin kelas atau pencegahan terjadinya pelanggaran disiplin bisa dilakukan dengan cara membuat tata tertib kelas (Djamarah, 1996: 212).
d. Menciptakan keharmonisan antara guru dengan siswa
Keharmonisan hubungan guru dengan siswa mempunyai efek terhadap pengelolaan kelas terutama dalam meningkatkan efektifitas belajar mengajar. Hubungan guru dan siswa dikatakan baik apabila hubungan itu memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Keterbukaan, guru maupun siswa saling bersikap jujur dan membuka diri antar satu dengan yang lain.
2. Tanggap, bilamana seseorang tahu bahwa tindakannya dinilai orang lain.
3. Saling ketergantungan antara satu dengan yang lain
4. Kebebasan yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan mengembangkan keunikannya, kreatifitasnya, dan kepribadiannya.
5. Saling memenuhi kebutuhan sehingga tidak ada kebutuhan satu orangpun yang tidak terpenuhi (Gordon, 1990: 28).
Demikianlah konsepsi dasar tentang pengelolaan kelas yang menjadi tugas guru selaku learning manajer. Guru harus mengetahui bahwa tingkah laku dan perbuatan anak didik dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu, tugas guru selaku pengelola kelas untuk selalu berusaha mengkondisikan kelas agar dinamis yang mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com http://grosirlaptop.blogspot.com

Definisi Pengelolaan Kelas

Tentang pengelolaan kelas, para ahli pendidikan berbeda-beda dalam mengemukakan definisi. Definisi-definisi yang berbeda itu bukan dimaksudkan untuk mempersulit arti dan makna pengelolaan kelas, akan tetapi justru akan menambah kejelasan arti pengelolaan kelas itu sendiri.

Untuk memahami pengertian tentang pengelolaan kelas secara mendalam, maka akan dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli diantaranya :

a. Menurut Made Pidarta
Pengelolaan kelas ditinjau dari pengertian lama dan pengertian baru sebagai berikut:
1. Pengertian lama, Pengelolaan kelas adalah mempertahankan ketertiban kelas
2. Pengertian baru, Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi pengelolaan kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara organisasi kelas sehingga individu dapat memanfaaatkan kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual (Pidarta, tth : 47).

b. Menurut Suharsimi Arikunto
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan (Arikunto, 1986: 143).

c. Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan
Pengelolaan kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul (Wijaya dan Rusyan, 1994: 113).

d. Menurut Muljani A. Nurhadi
Pengelolaan kelas merupakan upaya mengelola siswa di kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah (Nurhadi, 1983: 162).

Dari semua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan guru dalam mengelola anak didiknya di kelas dengan menciptakan atau mempertahankan suasana atau kondisi kelas yang mendukung program pengajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com http://grosirlaptop.blogspot.com

Dasar Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas yang dapat menciptakan interaksi belajar mengajar secara efektif dan efisien mempunyai dasar yang kuat dan jelas (Roestiyah, 1989: 75).
a. Dasar Religius
Agar pendidik berhasil dalam mengelola anak didiknya, maka ia harus mempertimbangkan metode apa yang harus dipakainya, melihat waktu, serta kondisi yang ada. Karena hal itu akan menunjang keberhasilan dalam pengelolaan kelas. Sebagaimana hadist nabi S.A.W yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلُنَا بِالْمَوْعِظَةِ فِي اْلأَيَّامِ كَرَاهَةَ السَّآمَّةِ عَلَيْنَا (البخاري)
“Nabi S.A.W mengajari kami dengan memlih hari (waktu) yang tepat, sehingga kami tidak merasa bosan” (HR. Bukhori)

b. Dasar Sosiologis dan Antropologis
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan bersama antara guru, pelajar, maupun komponen yang terkait dalam proses pembelajaran. Tanpa keaktifan, partisipasi, kerja sama, maka tujuan pengajaran akan sukar dicapai. Demikian corak dan bentuk kerja sama sangat erat dengan sosio-antropologis setempat pada suatu bangsa.

c. Dasar Filosofis
Dalam pengelolaan kelas harus didasarkan dan berpedoman pada falsafah hidup yang tepat, dan yang dinamik. Seperti di Indonesia, yang menjadi dasar serta pedoman dalam manajemen kelas adalah Pancasila, sebab pancasila merupakan falsafah hidup (way of life) bangsa Indonesia. Maka pengelolaan atau manajemen kelas harus berdasarkan dan dilaksanakan sesuai isi sila-sila Pancasila.

d. Dasar Psikologis
Pelaksanaan manajemen kelas dalam interaksi belajar mengajar tidak dapat lepas dari faktor psikologi guru, siswa terutama, maupun komponen lain yang berkaitan. Masalah psikologis yang ikut mendasari pengelolaan kelas adalah:
1. Masalah motivasi
Dengan memilih serta melaksanakan motivasi yang tepat agar dapat mencapai tujuan dengan lancar dan penuh kegembiraan. Misalnya motivasi siswa agar giat belajar.
2. Masalah belajar
Memilih, menerapkan dan mengembangkan teori belajar yang tepat sehingga belajar secara efisien, efektif dan produktif.
3. Masalah individu atau pribadi
Di dalam pengelolaan kelas, masalah individual perlu diperhatikan, di samping masalah sosial.

e. Dasar Manajemen
Sebagai landasan dalam pengelolaan interaksi belajar mengajar yaitu teori manajemen, pengelola atau guru harus dapat menerapkan teori dalam praktik dengan tepat. Dasar-dasar manajemen, pengertian manajemen dengan jelas dan tepat dilaksanakan.

f. Dasar Komunikasi
Komunikasi yang tepat akan melancarkan interaksi. Pilihan komunikasi secara langsung atau menggunakan media tertentu.

g. Dasar Kurikulum
Dalam manajemen interaksi belajar mengajar di kelas, tidak dapat dilupakan dasar kurikulum. Dasar ini dapat disebut dasar content. Apa yang akan menjadi isi interaksi belajar mengajar yang berlangsung.

h. Dasar Mengajar
Hal ini penting sekali menetapkan teori mengajar yang bagaimana digunakan sesuai dengan situasi kondisi serta akan menjadi tercapainya tujuan.

i. Dasar Evaluasi
Suatu manajemen tidak dapat melupakan evaluasi. Sesuatu kegiatan akan efektif apabila disertai evaluasi yang tepat agar dapat dikembangkan suatu manajemen interakasi belajar mengajar yang tepat (Roestiyah, 1989: 75-79).

Dari dasar-dasar itu dapat dirangkumkan bahwa pengelolaan kelas mengaplikasikan beberapa prinsip ilmiah agar dalam manajemen interaksi belajar mengajarnya berjalan dengan tepat, efisien, efektif dan produktif dalam mencapai tujuan.


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com http://grosirlaptop.blogspot.com

Tujuan Pengelolaan Kelas

Pengajaran adalah proses menyampaikan atau menanamkan pengetahuan dan keterampilan. Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan, maka pengajaran memiliki tujuan yang utama yaitu penguasaan materi pelajaran. Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Sedangkan mata pelajaran itu sendiri adalah pengalaman-pengalaman manusia masa lalu yang disusun secara sistematis dan logis kemudian diuraikan dalam buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi buku itu yang harus dikuasai siswa (Sanjaya, 2005: 75).

Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan hanya tanpa tujuan. Karena ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun kelelahan fisik maupun pikiran dirasakan. Tujuan pengelolan kelas pada hakekatnya mengandung tujuan pengajaran. Karena pengajaran merupakan salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya proses belajar mengajar dalam kelas. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap, serta apresiasi pada siswa (Sudirman, 1992: 31).

Adapun secara khusus, tujuan pengelolaan kelas adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan (Usman, 1995: 8).

Sedangkan menurut Wijaya dan Rusyan (1994: 114) tujuan dari pengelolaan kelas itu antara lain:
a. Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal sehingga tujuan tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
b. Untuk memberi kemudahan dalam memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya. Dengan pengelolaan kelas guru mudah melihat dan mengamati setiap kemajuan yang dicapai siswa dalam pelajarannya.
c. Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk dibicarakan di kelas untuk perbaikan pengajaran pada masa mendatang.

Lebih lanjut, menurut Louis V Johnson (tth: 17) dalam Made Pidarta mengemukakan bahwa tujuan pengelolaan kelas ialah menciptakan kondisi dalam kelompok kelas, yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan para siswa berbuat sesuai dengan kehadirannya, seperti halnya dalam lingkungan masyarakat.

Dari beberapa pengertian tujuan pengelolaan kelas di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari pengelolaan kelas adalah menciptakan dan menjaga kondisi kelas agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Artinya upaya yang dilakukan oleh guru agar masing-masing siswa dengan kemampuannya yang heterogen dapat mengikuti materi yang disampaikan guru.


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com http://grosirlaptop.blogspot.com

Jenis-jenis Pengelolaan Kelas

Menurut Nurhadi (1983: 163) upaya untuk menciptakan dan mempertahankan suasana yang diliputi oleh motivasi siswa yang tinggi dapat dilakukan secara preventif maupun secara kuratif. Maka pengelolaan kelas, apabila ditinjau dari sifatnya, dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Pengelolaan kelas yang bersifat preventif
Dikatakan secara preventif apabila upaya yang dilakukan atas dasar inisiatif guru untuk menciptakan suatu kondisi dari kondisi masa menjadi interaksi pendidikan dengan jalan menciptakan kondisi baru yang menguntungkan bagi proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas yang preventif ini dapat berupa tindakan, contoh atau pemberian informasi yang dapat diberikan kepada siswa sehingga akan berkembang motivasi yang tinggi, atau agar motivasi yang sudah baik itu tidak dinodai oleh tindakan siswa yang menyimpang sehingga mengganggu proses belajar mengajar di kelas (Nurhadi,1983: 163).

Keterampilan yang berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran ini, dapat ditunjukkan melalui sikap tanggap guru, bahwa guru hadir bersama anak didik. Guru tahu kegiatan mereka apakah memperhatikan atau tidak. Seolah-olah mata guru ada di belakang kepala, sehingga guru dapat menegur mereka walaupun sedang menulis di papan tulis.
b. Pengelolaan kelas yang bersifat kuratif
Pengelolaan kelas secara kuratif adalah pengelolaan kelas yang dilaksanakan karena terjadi penyimpangan pada tingkah laku siswa sehingga mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Dalam hal ini kegiatan pengelolaan kelas akan berusaha menghentikan tingkah laku yang menyimpang tersebut dan kemudian mengarahkan terciptanya tingkah laku siswa yang mendukung terselenggaranya proses belajar mengajar dengan baik (Nurhadi, 1983: 163).

Guru harus mengetahui pusat perhatian siswa pada waktu mengikuti pelajaran dalam kelas. Apakah siswa-siswanya di kelas tekun mengikuti dan terlibat dalam kegiatan belajar mengajar ataukah tidak. Dari sorot mata atau gerak-gerik mereka dapat diketahui apakah mereka sudah tertuju dan mengikuti dengan baik proses belajar mengajar ataukah malah mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat diketahui ketika siswa ditunjuk untuk menjawab atau melakukan perintah guru, akan memberikan jawaban yang salah (dalam arti kurang komunikasi atau konsentrasi) atau terlihat terkejut. Oleh karena itu, apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan pada saat kegiatan belajar mengajar, guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku anak didik, misalnya dengan mencoba mengetahui sebab-sebab yang mengakibatkan tingkah laku anak didik yang menyimpang tadi, kemudian berusaha untuk menemukan pemecahannya.

Adapun prosedur dari jenis-jenis pengelolaan kelas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencegah terjadinya penyimpangan tingkah laku dari anak didik dan mencapai tujuan pengajaran. Maka dari itu, hendaknya guru mengetahui langkah-langkah preventif (pemeliharaan kondisi belajar) dalam pengelolaan kelas. Prosedur pengelolaan kelas secara preventif akan meliputi langkah-langkah peningkatan kesadaran guru sebagai pendidik, peningkatan kesadaran siswa, penampilan sikap guru, pengenalan terhadap tingkah laku siswa, penemuan alternatif pengelolaan kelas, dan pembuatan kontrak sosial dalam proses belajar mengajar (Nurhadi, 1983: 164).
a) Peningkatan kesadaran guru sebagai seorang pendidik
Dalam kedudukannya sebagai seorang pendidik, guru harus sadar bahwa dirinya memiliki rasa “handharbeni” (rasa peduli terhadap kelas dengan segala isinya) dan bertanggung jawab terhadap proses kegiatan belajar mengajar.
Guru menyadari kebutuhan anak didik dan memiliki kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik demi kemajuan mereka dalam belajarnya.
Perwujudan dari kesadaran akan rasa “handharbeni” dan tanggung jawab itu akan nampak dalam bentuk kesatuan dari empat unsur, yaitu upaya mengubah tingkah laku, upaya mewujudkan suasana pendidikan yang mendukung, rasa cinta kasih, dan pegangan norma yang baku.

Sebagai seorang pendidik, guru berkewajiban mengubah pergaulannya dengan siswa sehingga pergaulan itu tidak hanya berupa interaksi biasa tetapi merupakan interaksi pendidikan. Agar interaksi itu bersifat sebagai interaksi pendidikan, maka seorang guru harus dapat mewujudkan suasana yang kondusif yang mengundang siswa untuk masuk berperan serta dalam proses pendidikan (Nurhadi, 1983: 164-165).

Guru bertugas menciptakan suasana yang dibutuhkan oleh para siswa agar mereka dapat belajar dengan baik. Apakah suasana belajar menunjang pengajaran atau tidak. Jadi sepenuhnya tergantung pada sikap guru. Guru harus tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi para siswa, memberikan nasehat dan bimbingan, dan banyak hal lainnya yang dapat dikerjakan oleh guru.
Guru hendaknya menghindari suasana pengajaran yang kurang baik, misalnya guru balik bertanya pada siswa yang bertanya, guru menertawakan atau bersikap sinis terhadap pertanyaan siswa yang menurut anggapan guru tidak pada tempatnya, dan sebagainya (Masnur dkk, 1987: 105)

b) Peningkatan kesadaran siswa
Apabila kesadaran diri guru sebagai seorang pendidik sudah ditingkatkan, langkah kedua kemudian berusaha meningkatkan kesadaran siswa akan kedudukan dirinya dalam proses pendidikan.
Sebagai seorang siswa kadang-kadang tidak sadar akan kedudukannya dalam organisasi di sekolah. Oleh sebab itu menjadi langkah yang kedua yang harus dilakukan seorang guru adalah meningkatkan kesadaran siswa akan dirinya terutama tentang perimbangan antara hak dan kewajibannya. Dengan menyadari akan hak dan kewajiban tersebut diharapkan siswa akan mengendalikan dirinya dari tindakan dan tingkah laku yang menyimpang yang akan mencemari suasana pendidikan.
Upaya penyadaran ini adalah tanggung jawab setiap guru, karena dengan kesadaran siswa yang tinggi akan peranannya sebagai anggota masyarakat sekolah, akan menimbulkan suasana yang mendukung untuk melakukan proses belajar mengajar.

c) Penampilan sikap guru
Setelah kesadaran fungsi seorang pendidik, dan kesadaran siswa akan kedudukan dirinya di sekolah ditingkatkan maka upaya penciptaan suasana yang mendukung proses pendidikan harus dilakukan dengan inisiatif. Inisiatif guru itu diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa-siswa yang dilambari dengan sikap tulus dan hangat.
Sikap tulus adalah sikap seorang seorang guru dalam menghadapi siswa secara terus terang tanpa pura-pura, tapi diikuti dengan rasa ikhlas dalam setiap tindakannya demi kepentingan perkembangan dan pertumbuhan siswa sebagai si terdidik.
Sedangkan yang dimaksud dengan hangat adalah keadaan pergaulan guru kepada siswa dalam proses belajar mengajar yang menunjukkan suasana keakraban dan keterbukaan dalam batas peran dan kedudukannya masing-masing sebagai anggota masyarakat sekolah.

d) Pengenalan terhadap tingkah laku siswa
Langkah selanjutnya, seorang guru hendaknya mengenal tingkah laku siswa. Pengenalan akan tingkah laku ini dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas. Tingkah laku siswa yang harus dikenal adalah tingkah laku baik yang mendukung maupun yang dapat mencemarkan suasana yang diperlukan untuk terjadinya proses pendidikan. Tingkah laku tersebut dapat bersifat perseorangan ataupun kelompok.

e) Penemuan alternatif pengelolaan kelas
Setelah seorang guru dapat menyelidiki berbagai tingkah laku siswa, baik yang mendukung maupun yang mencemarkan suasana pendidikan, maka selanjutnya berusaha menetapkan alternatif pengelolaan kelas yang akan dilakukan.
Upaya pengelolaan itu diarahkan untuk mempertahankan dan menghidupkan tingkah laku siswa yang mendukung suasana pendidikan, tentunya akan berbeda dengan upaya pengelolaan kelas yang diarahkan untuk mencegah timbulnya tingkah laku yang akan mencemarkan suasana pendidikan itu.

f) Pembuatan kontrak sosial
Langkah terakhir dalam upaya pengelolaan kelas secara preventif adalah pengaturan tingkah laku dengan menggunakan norma atau nilai. Norma atau nilai itu diharapkan akan menjadi landasan tindakan yang akan berfungsi untuk mempertahankan kehadiran tingkah laku siswa yang mendukung maupun untuk mencegah tingkah laku sosial, pada hakikatnya adalah norma yang dituangkan dalam bentuk peraturan atau tata tertib kelas baik tertulis maupun tidak tertulis, yang berfungsi sebagai standar tingkah laku bagi siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok.

Kontrak sosial yang baik adalah yang benar-benar dihayati atau dipatuhi sehingga meminimalkan terjadinya pelanggaran. Untuk mencapai hal tersebut, kebiasaan membuat peraturan atau tata tertib dari atas nampaknya tidak menguntungkan. Oleh sebab itu, perlu dipertimbangkan tentang proses terjadinya kontrak sosial. Kontrak sosial yang mempunyai nilai peringkat pada umumnya yang dibuat dan dilahirkan oleh individu-individu anggota masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain kontrak sosial yang dipergunakan dalam upaya pengelolaan kelas hendaknya disusun oleh siwa sendiri dengan pengarahan dan bimbingan pendidik (Nurhadi, 1983: 165-169).

2. Prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif
Adapun prosedur pengelolaan kelas secara kuratif akan meliputi langkah-langkah identifikasi masalah, analisa masalah, penetapan alternative pemecahan masalah, monitoring dan memanfaatkan umpan balik (Nurhadi, 1983: 168).
a) Identifikasi masalah
Pertama-tama seorang guru melakukan identifikasi masalah dengan jalan berusaha memahami dan menyelidiki penyimpangan tingkah laku siswa yang dapat mengganggu proses kelancaran pendidikan di kelas. Upaya penyelidikan terhadap tingkah laku dapat dalam arti apakah termasuk tingkah laku yang berdampak motif secara luas atau tidak, ataukah penyimpangan tingkah laku itu bersifat sesaat saja atau sering dilakukan, ataukah sekedar kebiasaan siswa.

b) Analisa masalah
Dengan hasil penyelidikan yang mendalam, seorang guru dapat melanjutkan pada langkah ini yaitu suatu kegiatan yang berusaha mengetahui latar balakang serta sebab-sebab timbulnya tingkah laku yang menyimpang tersebut. Dengan cara yang demikian akan dapat ditemukan sumber masalah yang sebenarnya, upaya untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan baik.
Jadi, dengan guru mengetahui tingkah laku anak didik yang menyimpang itu, maka guru dapat menganalisanya dan berusaha menemukan pemecahannya dengan menggunakan berbagai pendekatan pemecahan masalah. Misalnya, memberikan perhatian yang lebih, memberikan pengarahan atau nasehat dan lain sebagainya.

c) Penetapan alternatif pemecahan
Setelah mengetahui sumber masalahnya, seorang guru dapat mencoba mengkaji berbagai alternatif pemecahan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Untuk dapat memperoleh alternatif-alternatif pemecahan itu, maka ia hendaknya mengetahui berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam pengelolaan kelas dan juga memahami cara-cara untuk mengatasi setiap masalah sesuai dengan pendekatan masing-masing.

Dengan membandingkan berbagai alternatif pendekatan yang mungkin dapat dipergunakan, seorang guru dapat memilih alternatif yang terbaik untuk mengatasi masalah itu pada suatu situasi yang dihadapinya. Dengan terpilihnya salah satu pendekatan, maka cara-cara mengatasi masalah tersebut juga akan dapat ditetapkan. Dengan demikian pelaksanaan pengelolaan kelas yang berfungsi untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan.

d) Monitoring
Setelah kegiatan mengatasi masalah pengelolaan kelas itu dilaksanakan, tidak dibiarkan saja, tetapi perlu dimonitor akibat-akibat yang terjadi karena perlakuan dalam mengatasi masalah tersebut. Hal ini diperlukan karena akibat perlakuan guru itu dapat saja mengenai sasaran, yaitu meniadakan tingkah laku siswa yang menyimpang itu, tetapi dapat pula tidak berakibat apa-apa atau bahkan mungkin menimbulkan tingkah laku menyimpang, berikutnya yang justru lebih jauh menyimpangnya. Langkah monitoring pada hakekatnya ditujukan untuk mengkaji akibat- akibat yang terjadi tersebut.

e) Memanfaatkan umpan balik
Hasil dari kegiatan monitoring itu sebenarnya merupakan umpan balik terbaik guru yang sangat berharga, karena dengan ini ia dapat mengkaji kembali apakah alternatif tindakan yang telah dilakukan itu tepat atau tidak, atau masih perlu disempurnakan. Hasil monitoring itu hendaknya dimanfaatkan secara konstruktif, yaitu dengan cara mempergunakannya untuk:
1. Memperbaiki pengambilan alternatif yang pernah ditetapkan bila kelak menghadapi masalah yang sama pada situasi yang sama
2. Dasar dalam melakukan kegiatan pengelolaan kelas berikutnya sebagai tindak lanjut dari kegiatan pengelolaan kelas yang sudah dilakukan sebelumnya (Nurhadi, 1983: 169-171).


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com http://grosirlaptop.blogspot.com

Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengelolaan Kelas

Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1. Faktor-Faktor Pendukung
Menurut Nawawi (1989: 116) faktor yang mendukung pengelolaan kelas antara lain: a)kurikulum, b)bangunan dan sarana, c) guru, d) murid, dan e) dinamika kelas.
Maka dalam hal ini, penulis akan menguraikan satu persatu faktor-faktor yang mendukung pengelolaan kelas tadi:
a. Kurikulum
Sebuah kelas tidak boleh sekedar diartikan sebagai tempat siswa berkumpul untuk mempelajari sejumlah ilmu pengetahuan. Demikian juga sebuah sekolah bukanlah sekedar sebuah gedung tempat murid mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan.

Sekolah dan kelas diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendidik anak-anak yang tidak hanya harus didewasakan dari segi intelektualitasnya saja, akan tetapi dalam seluruh aspek kepribadiannya. Untuk itu bagi setiap tingkat dan jenis sekolah diperlukan kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dalam perkembangannya. Kurikulum yang dipergunakan di sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap aktifitas kelas dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang berdaya guna bagi pembentukan pribadi siswa.

Sekolah yang kurikulumnya dirancang secara tradisional akan mengakibatkan aktifitas kelas akan berlangsung secara statis. Sedangkan sekolah yang diselenggarakan dengan kurikulum modern pada dasarnya akan mampu menyelenggarakan kelas yang bersifat dinamis.

Kedua kurikulum di atas kurang serasi dengan kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki pandangan hidup Pancasila. Di satu pihak kurikulum tradisional yang berpusat pada guru akan diwarnai dengan sikap otoriter yang mematikan inisiatif dan kreatifitas murid. Di pihak lain kurikulum modern yang menekankan kebebasan atas dasar demokrasi liberal sehingga tidak memungkinkan diselenggarakan secara efektif kegiatan belajar secara klasikal untuk pengembangan pribadi sebagai makhluk sosial dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Oleh karena itu diperlukan usaha untuk mengintregasikan kedua kurikulum tersebut dalam kehidupan lembaga formal di Indonesia agar serasi dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat. Kurikulum harus dirancangkan sebagai pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana, sistematik, dan terarah serta terorganisir.

b. Gedung dan Sarana Kelas
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah sedang ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreatifitas dalam mengatur pendayagunaan ruang/gedung.

Sekolah yang mempergunakan kurikulum tradisional pengaturan ruangan bersifat sederhana karena kegiatan belajar mengajar diselenggarakan di kelas yang tetap untuk sejumlah murid yang sama tingkatannya. Sekolah yang mempergunakan kurikulum modern, ruangan kelas diatur menurut jenis kegiatan berdasarkan program-progam yang telah dikelompokkan secara integrated. Sedangkan sekolah yang mempergunakan kurikulum gabungan pada umumnya ruangan kelas masih diatur menurut keperluan kelompok murid sebagai suatu kesatuan menurut jenjang dan pengelompokan kelas secara permanen (Rohani dan Ahmadi, 1991: 140).

c. Guru
Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan diantara murid-murid dalam suatu kelas. Guru adalah seseorang yang ditugasi mengajar sepenuhnya tanpa campur tangan orang lain (Rusyan, 1991: 135).

Setiap guru harus memahami fungsinya karena sangat besar pengaruhnya terhadap cara bertindak dan berbuat dalam menunaikan pekerjaan sehari-hari di kelas dan di masyarakat. Guru yang memahami kedudukan dan fungsinya sebagai pendidik profesional, selalu terdorong untuk tumbuh dan berkembang sebagai perwujudan perasaan dan sikap tidak puas terhadap pendidikan. Persiapan yang harus diikuti, sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (Nawawi, 1989: 121).

d. Murid
Murid merupakan potensi kelas yang harus dimanfaatkan guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif. Murid adalah anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang, dan secara psikologis dalam rangka mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan formal, khususnya berupa sekolah. Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan yang sangat penting artinya bagi terciptanya situasi kelas yang dinamis.

Setiap murid memiliki perasaan diterima (membership) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan diterima itu akan menentukan sikap bertanggung jawab terhadap kelas yang secara langsung berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangannya masing-masing (Nawawi, 1989: 125-127).

e. Dinamika Kelas
Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreativitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok. Untuk itu setiap wali atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat, gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi kegiatan-kegiatan yang berguna.

Dengan demikian kelas tidak akan berlangsung secara statis, rutin dan membosankan. Kreativitas dan inisiatif yang baik perwujudannya tidak sekedar terbatas didalam kelas sendiri, tetapi mungkin pula dilaksanakan bersama kelas-kelas yang lain atau oleh seluruh kelas. Setiap kelas harus dilihat dari dua segi. Pertama, kelas sebagai satu unit atau satu kesatuan utuh yang dapat mewujudkan kegiatan berdasarkan program masing-masing. Kedua, kelas merupakan unit yang menjadi bagian dari sekolah sebagai suatu organisasi kerja atau sebagai subsistem dari satu total sistem. Kedua sudut pandang itu harus sejalan dalam arti semua kegiatan kelas yang dapat ditingkatkan menjadi kegiatan sekolah harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi semua murid (Nawawi, 1989:130).

2. Faktor-Faktor Pengambat
Selain faktor pendukung tentu juga ada faktor penghambatnya. Dalam pelaksanaan pengelolaan kelas akan ditemui berbagai faktor penghambat. Hambatan tersebut bisa datang dari guru sendiri, dari peserta didik, lingkungan keluarga ataupun karena faktor fasilitas (Nawawi, 1989: 130).
a. Guru
Guru sebagai seorang pendidik, tentunya ia juga mempunyai banyak kekurangan. Kekurangan-kekurangan itu bisa menjadi penyebab terhambatnya kreativitas pada diri guru tersebut. Diantara hambatan itu ialah :
1) Tipe kepemimpinan guru
Tipe kepemimpinan guru (dalam mengelola proses belajar mengajar) yang otoriter dan kurang demokratis akan menimbulkan sikap pasif peserta didik. Sikap peserta didik ini akan merupakan sumber masalah pengelolaan kelas (Rohani dan Ahmadi, 1991: 151).
Siswa hanya duduk rapi mendengarkan, dan berusaha memahami kaidah-kaidah pelajaran yang diberikan guru tanpa diberikan kesempatan untuk berinisiatif dan mengembangkan kreatifitas dan daya nalarnya (Masnur dkk, 1987:109).

2) Gaya guru yang monoton
Gaya guru yang monoton akan menimbulkan kebosanan bagi peserta didik, baik berupa ucapan ketika menerangkan pelajaran ataupun tindakan. Ucapan guru dapat mempengaruhi motivasi siswa . Misalnya setiap guru menggunakan metode ceramah dalam mengajarnya, suaranya terdengar datar, lemah, dan tidak diiringi dengan gerak motorik/mimik. Hal inilah yang dapat mengakibatkan kebosanan belajar.

3) Kepribadian guru
Seorang guru yang berhasil, dituntut untuk bersifat hangat, adil, obyektif dan bersifat fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Artinya guru menciptakan suasana akrab dengan anak didik dengan selalu menunjukkan antusias pada tugas serta pada kreativitas semua anak didik tanpa pandang bulu.

4) Pengetahuan guru
Terbatasnya pengetahuan guru terutama masalah pengelolaan dan pendekatan pengelolaan, baik yang sifatnya teoritis maupun pengalaman praktis, sudah barang tentu akan mengahambat perwujudan pengelolaan kelas dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, pengetahuan guru tentang pengelolaan kelas sangat diperlukan (Wijaya dan Rusyan, 1994: 136).

5) Pemahaman guru tentang peserta didik
Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku peserta didik dan latar belakangnya dapat disebabkan karena kurangnya usaha guru untuk dengan sengaja memahami peserta didik dan latar belakangnya. Karena pengelolaan pusat belajar harus disesuaikan dengan minat, perhatian, dan bakat para siswa, maka siswa yang memahami pelajaran secara cepat, rata-rata, dan lamban memerlukan pengelolaan secara khusus menurut kemampuannya. Semua hal di atas memberi petunjuk kepada guru bahwa dalam proses belajar mengajar diperlukan pemahaman awal tentang perbedaan siswa satu sama lain (Wijaya dan Rusyan, 1994: 136).

b. Peserta didik
Peserta didik dalam kelas dapat dianggap sebagai seorang individu dalam suatu masyarakat kecil yaitu kelas dan sekolah. Mereka harus tahu hak-haknya sebagai bagian dari satu kesatuan masyarakat disamping mereka juga harus tahu akan kewajibannya dan keharusan menghormati hak-hak orang lain dan teman-teman sekelasnya.
Kekurangsadaran peserta didik dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota suatu kelas atau suatu sekolah dapat merupakan faktor utama penyebab hambatan pengelolaan kelas. Oleh sebab itu, diperlukan kesadaran yang tinggi dari peserta didik akan hak serta kewajibannya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

c. Keluarga
Tingkah laku peserta didik di dalam kelas merupakan pencerminan keadaan keluarganya. Sikap otoriter orang tua akan tercermin dari tingkah laku peserta didik yang agresif dan apatis. Problem klasik yang dihadapi guru memang banyak berasal dari lingkungan keluarga. Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga seperti tidak tertib, tidak patuh pada disiplin, kebebasan yang berlebihan atau terlampau terkekang merupakan latar belakang yang menyebabkan peserta didik melanggar di kelas.

d. Fasilitas
Fasilitas yang ada merupakan faktor penting upaya guru memaksimalkan programnya, fasilitas yang kurang lengkap akan menjadi kendala yang berarti bagi seorang guru dalam beraktivitas. Kendala tersebut ialah :
1. Jumlah peserta didik di dalam kelas yang sangat banyak
2. Besar atau kecilnya suatu ruangan kelas yang tidak sebanding dengan jumlah siswa
3. Keterbatasan alat penunjang mata pelajaran (Rohani dan Ahmadi, 1992: 152-154).


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com http://grosirlaptop.blogspot.com

Kamis, 02 Juni 2011

Perbandingan Agama Yahudi, Kristen, dan Islam

Agama Samawi ada 3, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Saya akan coba membandingkan ketiga agama ini dengan memakai referensi dari Al Qur’an, Alkitab, dan juga beberapa ensiklopedi yang ada.

Ketiga agama ini mempunyai beberapa kesamaan seperti percaya Adam adalah manusia pertama dan nenek moyang seluruh manusia, Ibrahim adalah seorang Nabi, dan kitab suci Taurat sebagai wahyu Allah. Meski demikian ada juga perbedaan yang beberapa di antaranya sangat mendasar.

Yahudi adalah agama tribal/kesukuan yang hanya bisa dianut oleh bangsa Yahudi. Agama ini tidak bisa disebarkan ke luar dari suku Yahudi. Oleh karena itu jumlahnya tidak berkembang. Hanya sekitar 14 juta pemeluknya di seluruh dunia. Sementara agama Kristen dan Islam karena disebarkan ke seluruh manusia dipeluk oleh milyaran pengikutnya.

Ketuhanan

Yahudi dan Islam menganggap Tuhan itu satu. Tuhan Yahudi disebut Yahweh yang merupakan bentuk ketiga tunggal ”Dia adalah” (He who is). Ada pun Tuhan dalam Islam disebut Allah yang merupakan bentuk tunggal dan tertentu dari Ilah (Sembahan/Tuhan). Dalam Al Qur’an surat Al Ikhlas dijelaskan tentang keEsaan Tuhan:

Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,

dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. [Al Ikhlas:1-4]

Sebetulnya dalam Alkitab keEsaan Tuhan juga dijelaskan dalam 10 Perintah Tuhan yang ada di Exodus 20:

Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:

“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. [Exodus 20:1-3]

Tapi meski dalam Yahudi dan juga Islam Tuhan itu adalah satu termasuk zatNya, namun dalam agama Kristen ada doktrin Trinitas yang menyatakan bahwa Tuhan terdiri dari 3 oknum (person) yaitu Bapak, Anak, dan Roh Kudus yang diformulasikan pada abad ke 4 M oleh Saint Augustine. Dalam konsep Trinitas disebut Satu itu Tiga dan Tiga itu Satu. Trinitas/Triniti/Tritunggal terdiri dari 2 kata: Tri artinya Tiga dan Unity artinya Satu.

Berbeda dengan Al Qur’an surat Al Ikhlas yang menyatakan Tuhan tidak beranak atau diperanakkan (berbapak) di Alkitab disebut:

Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta” [2 Corinthian 11:31]

Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan [2 Corinthian 1:3]



Di ayat di atas jelas disebut Allah adalah Bapa dari Tuhan Yesus. Sebaliknya dalam Islam diajarkan Monoteisme yang mutlak/Tauhid bahwa Allah itu satu dan tidak punya anak atau pun sekutu:

“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al Israa:111]

Maha Suci Allah dari mempunyai anak dan sekutu.

“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” [Al Mu’minuun]

Masalah Isa/Yesus

Kaum Yahudi tidak mengakui Yesus baik sebagai Tuhan atau pun sebagai Rasul. Bahkan mereka berusaha membunuh Yesus karena dianggap menyesatkan banyak orang.

Sebaliknya kaum Kristen menganggap Yesus adalah Tuhan:

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian [2 Corinthian 13:14]

Islam menganggap Yesus bukan Tuhan, tapi hanya manusia biasa yang diangkat menjadi Nabi:

”Dan ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?.” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” [Al Maa’idah:116]

Menurut Islam Isa adalah Nabi yang menyeru manusia kepada Tauhid, yaitu menyembah hanya Satu Tuhan:

”Aku (Isa) tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” [Al Maa’idah:117]

Masalah Orang Tua Isa/Yesus

Sebagaimana ayat-ayat Alkitab di atas, agama Kristen menganggap bahwa Yesus adalah anak Tuhan / Anak Allah.

Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.[Markus 1:1]

Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya [Lukas 1:32]

Meski demikian, pada Injil Matius 1:16-18 disebut bahwa Bapak Yesus adalah Yusuf meski Yesus lahir dari Perawan Maria sebelum menikah dengan Yusuf:

Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. [Matius 1:16-18]

Silsilah Yesus akhirnya mengikuti silsilah Yusuf. Bukan Maria.

Di ayat lain dijelaskan Yesus anak Daud, anak Abraham:

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. [Matius 1:1]

Yesus Anak Manusia:

Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” [Matius 12:8]

Menurut Islam, Yesus adalah anak Maria/Mariyam. Bukan anak Tuhan atau Yusuf:

“Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan seperti manusia lainnya. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami, kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling. [Al Maa’idah:75]

Kekuasaan Allah

Di Alkitab, Genesis 32:25-28 disebutkan Yakub berkelahi melawan Allah sejak malam hingga fajar menyingsing. Karena Allah tak dapat mengalahkan Yakub, maka Allah memukul sendi pangkal paha Yakub dan berkata bahwa Yakub telah melawan Allah dan Manusia dan Yakub menang. Adakah ini artinya Allah kalah melawan Yakub?:

Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.

Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.

Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.”

Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.”

Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” [Genesis 32:24-28]

Dalam Injil Matius diceritakan bagaimana Tuhan Yesus ditangkap, diludahi, dan dipukul oleh manusia:

27:27 Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus.

28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.

29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: “Salam, hai Raja orang Yahudi!”

30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.

31 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.[Matius 27:27-31]

Dalam Islam disebut bahwa jangankan seorang Yakub. Seluruh manusia pun Allah yang Maha Kuasa dapat memusnahkan dengan mudah!

“Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.” [Faathir:16-17]

“Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain. “ [Al An’aam:133]

Kemandirian Tuhan

Dalam Injil Matius diceritakan bagaimana Yesus mengeluh dengan suara nyaring: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?:

Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? [Matius 27:46]

Dalam Al Qur’an dijelaskan Allah bukanlah orang yang hina yang perlu penolong:

Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. “ [Al Israa’:111]

Sifat Maha Tahu Tuhan

Dalam Alkitab, Injil Markus 11:12-13 diceritakan Tuhan Yesus yang merasa lapar ternyata tidak tahu kalau pohon Ara tidak berbuah karena memang bukan musimnya:

11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. 13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. [Markus 11:12-13]

Dalam Islam, disebut bahwa Allah itu Maha Tahu. Bahkan tak ada sehelai daun pun yang jatuh ke bumi tanpa diketahuiNya:

“Dan pada sisi Allah-lah kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam:59]

Tidurkah Tuhan?

Dalam Injil Matius 8:24 diceritakan Yesus tidur:

Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. [Matius 8:24]

Menurut Islam, Tuhan Maha Kuasa. Tidak pernah mengantuk dan juga tidak pernah tidur:

“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al Baqarah:255]

Larangan Membuat Patung

Dalam 10 Perintah Tuhan di Exodus 20:4-5 Allah melarang manusia membuat patung apa pun:

20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku [Exodus 20:4-5]

Namun saat ini ummat Kristen membuat banyak patung Yesus dan Bunda Maria yang ditaruh di berbagai tempat terutama di Gereja.

Dalam Islam dilarang membuat patung apalagi menaruhnya di tempat ibadah.

Aisyah r.a. berkata, “Ketika Nabi sakit, ada sebagian di antara istri beliau menyebut-nyebut perihal gereja yang pernah mereka lihat di negeri Habasyah yang diberi nama gereja Mariyah. Ummu Salamah dan Ummu Habibah pernah datang ke negeri Habasyah. Kemudian mereka menceritakan keindahannya dan beberapa patung yang ada di gereja itu. Setelah mendengar uraian itu, beliau mengangkat kepalanya, lalu bersabda, “Sesungguhnya mereka itu, jika ada orang yang saleh di antara mereka meninggal dunia, mereka mendirikan tempat ibadah di atas kuburnya. Lalu, mereka membuat berbagai patung di dalam tempat ibadah itu. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari kiamat.” [HR Bukhari]

Kitab Suci

Kitab Suci Yahudi meski juga dikutip sebagai Perjanjian Lama oleh kaum Kristen tetap ada beberapa perbedaan mendasar. Selain itu bahasa Kitab Suci Yahudi sebagian besar bahasa Ibrani dengan sedikit Aramaic. Sementara Perjanjian Lama Kristen dalam bahasa Yunani kuno. Ada tambahan 7 buku yang aslinya dalam bahasa Yunani di Perjanjian Lama Kristen.

Ada pun Injil yang resmi ada 4 versi yang berbeda. Masing-masing ditulis oleh Markus, Mathius, Lukas, dan Yohanes. Penulisan dilakukan sekitar tahun 70 hingga 100 Masehi sekitar 40 tahun setelah Yesus wafat (diperkirakan tahun 29 M).

Sebagai contoh Lukas menulis Injil yang ditujukan kepada seseorang yang disebut Teofilus:

1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, 2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. 3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, 4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. [Lukas 1:1-4]

Lukas kadang hanya mengira-ngira seperti Yesus umurnya kira-kira 30 tahun ketika memulai pekerjaanNya serta memakai kata “Anggapan Orang”:

Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, [Lukas 3:23]

Jika bahasa Yesus adalah bahasa Aramaic, bahasa Perjanjian Baru aslinya adalah bahasa Yunani.

Sebaliknya Al Qur’an hanya ada satu versi yang dihafal oleh banyak orang dan masih murni dalam bahasa Arab sesuai bahasa Nabi Muhammad. Kalau bukan dalam bahasa Arab itu tak lebih dari terjemahan saja. Bukan Al Qur’an:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Al Quran pada malam kemuliaan” [Al Qadr:1]

“Kitab[ Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]

Al Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad. Oleh Nabi Muhammad disampaikan ke pengikutnya. Para pengikutnya ada yang menghafal, ada pula yang menulis di berbagai media (daun, tulang, kulit kambing/onta, dsb). Oleh pengikutnya Abu Bakar kemudian Al Qur’an dijadikan satu. Kemudian oleh sahabat Nabi Usman dijadikan satu buku berikut diberi tanda tulisan (panjang pendek, dsb) sehingga pengucapannya sesuai dengan aturan Bahasa Arab yang standar.

Kewajiban Sunat Bagi Pria

Dalam ajaran Yahudi dan Islam, sunat bagi pria diwajibkan. Ini sejalan dengan Alkitab:

GEN 17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; 11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. 12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.

14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.” [Genesis 17:10-14]

Orang yang tidak bersunat sama dengan najis (Isaiah) karena air kencingnya tetap tersimpan di sela-sela kulit kemaluan:

IS 52:1 Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatanmu seperti pakaian, hai Sion! Kenakanlah pakaian kehormatanmu, hai Yerusalem, kota yang kudus! Sebab tidak seorangpun yang tak bersunat atau yang najis akan masuk lagi ke dalammu.

Namun orang-orang Kristen tidak melakukan itu karena menurut Paulus dalam Perjanjian Baru hukum itu dihapuskan (Meski di Genesis 17:10 dinyatakan itu perjanjian yang kekal):

ROM 2:25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. 26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?

27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat. 28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.

29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.

3:1 Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? [Roman 2:25-29 – 3:1]

Larangan Memakan Daging Babi

Dalam ajaran Yahudi dan Islam diharamkan memakan daging babi. Ini sesuai dengan Alkitab Levi dan Deuteronomy 14:8:

LEV 11:7 Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. 8 Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu. [Levi 11:7-8]

Dalam Al Qur’an juga dilarang:

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah” [Al Baqarah:173]

Tapi saat ini babi adalah makanan yang umum di kalangan Kristen.

Dosa Asal / Warisan

Dalam Kristen dikenal doktrin Dosa Asal / Dosa Warisan (Original Sin). Karena Adam telah berdosa memakan buah terlarang, maka semua manusia keturunannya turut berdosa. Untuk itulah Yesus turun guna menebus dosa manusia.

Dalam Exodus 20:5 dijelaskan Allah membalas kesalahan Bapa hingga kepada keturunannya:

“Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku” [Exodus 20:5]

Dalam Islam, setiap orang hanya memikul dosa masing-masing:

“Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain…” [Al An’aam:164]

Fitnah atas Nabi Luth (Lot)

Dalam Alkitab, Genesis 19:30-38 diceritakan bahwa Nabi Luth (Lot) berzinah dengan kedua anak kandungnya (Incest) sehingga punya anak dari mereka:

GEN 19:30 Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya.

31 Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi.32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”

33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.

34 Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”

35 Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.

36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. 37 Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. 38 Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.” [Genesis 19:30-38]

Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Luth adalah benar-benar seorang Rasul yang bersih dari perbuatan dosa seperti meminum anggur atau pun berzinah dengan putrinya sendiri:

Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul.” [Ash Shaaffaat:133]

Di Al Qur’an dijelaskan Allah melebihkan derajad Nabi Luth di atas ummat manusia. Jadi kalau manusia biasa mayoritas tidak berzinah dengan anak kandungnya, apalagi seorang Nabi seperti Nabi Luth:

“dan Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)” [Al An’aam:86]

Fitnah atas Daud

Dalam Alkitab 2 Samuel 11:2-17 diceritakan bahwa Daud (yang di Matius 1:1 disebut Bapak Moyang Yesus) berzinah dengan istri Uria, Batsyeba. Setelah itu Daud memerintahkan Yoab agar menempatkan Uria di baris depan pertempuran kemudian mundur meninggalkan Uria agar terbunuh oleh musuh:

2SAM 11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.

3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.”

4 Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.” [2 Samuel 11:2-4]

Di Alkitab 2 Samuel 13:11-14 juga diceritakan bahwa anak Daud, Amnon memperkosa adik kandungnya sendiri Tamar:

2SAM 13:11 Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: “Marilah tidur dengan aku, adikku.”

12 Tetapi gadis itu berkata kepadanya: “Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu.

13 Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu.”

14 Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia.” [2 Samuel 13:11-14]

Dalam Al Qur’an fitnah atas Nabi Daud itu dibantah:

“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” [Al Maa’idah:78]

Pelarangan Zina

Dalam menceritakan kisah perzinahan atau pelarangan zina, Alkitab menjelaskannya secara rinci:

EZEK 23:1 Datanglah firman TUHAN kepadaku:

2 “Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari satu ibu.

3 Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang.

4 Nama yang tertua ialah Ohola dan nama adiknya ialah Oholiba. Mereka Aku punya dan mereka melahirkan anak-anak lelaki dan perempuan. Mengenai nama-nama mereka, Ohola ialah Samaria dan Oholiba ialah Yerusalem.

5 Dan Ohola berzinah, sedang ia Aku punya. Ia sangat berahi kepada kekasih-kekasihnya, kepada orang Asyur, pahlawan-pahlawan perang, 6 berpakaian kain ungu tua, bupati-bupati dan penguasa-penguasa, semuanya pemuda yang ganteng, pasukan kuda.

7 Ia melakukan persundalannya dengan mereka, semuanya orang Asyur pilihan; ia menajiskan dirinya dengan semua orang, kepada siapa ia berahi dan dengan berhala-berhalanya.

8 Ia tidak meninggalkan persundalannya yang dilakukannya sejak dari Mesir, sebab pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka memegang-megang dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya.

9 Oleh sebab itu Aku menyerahkan dia ke dalam tangan kekasih-kekasihnya, dalam tangan orang Asyur, kepada siapa ia berahi.

10 Mereka menyingkapkan auratnya, anak-anaknya lelaki dan perempuan ditangkap dan ia sendiri dibunuh dengan pedang. Dengan demikian namanya dipercakapkan di antara kaum perempuan sebab hukuman telah dijatuhkan atasnya.

11 Walaupun hal itu dilihat oleh adiknya, Oholiba, ia lebih berahi lagi dan persundalannya melebihi lagi dari kakaknya. 12 Ia berahi kepada orang Asyur, kepada bupati-bupati dan penguasa-penguasan kepada pahlawan-pahlawan perang yang pakaiannya sangat sempurna, kepada pasukan kuda, semuanya pemuda yang ganteng.

13 Aku melihat bahwa ia menajiskan diri; kelakuan mereka berdua adalah sama.

14 Bahkan, ia menambah persundalannya lagi: ia melihat laki-laki yang terukir pada dinding, gambar orang-orang Kasdim, diukir dalam warna linggam, 15 pinggangnya diikat dengan ikat pinggang, kepalanya memakai serban yang berjuntai, semuanya kelihatan seperti perwira, yang menyerupai orang Babel dari Kasdim, tanah kelahiran mereka.

16 Segera sesudah kelihatan oleh matanya ia berahi kepada mereka dan mengirim suruhan kepada mereka ke tanah Kasdim.

17 Maka orang Babel datang kepadanya menikmati tempat tidur percintaan dan menajiskan dia dengan persundalan mereka; sesudah ia menjadi najis oleh mereka, ia meronta dari mereka.

18 Oleh karena ia melakukan persundalannya dengan terang-terangan dan memperlihatkan sendiri auratnya, maka Aku menjauhkan diri karena jijik dari padanya, seperti Aku menjauhkan diri dari adiknya.

19 Ia melakukan lebih banyak lagi persundalannya sambil teringat kepada masa mudanya, waktu ia bersundal di tanah Mesir. 20 Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda.

21 Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu. [Ezekiel 23:1-21]

Dalam Kidung Agung (Song) gairah seks digambarkan sebagai berikut:

SONG 7:2 Pusarmu seperti cawan yang bulat, yang tak kekurangan anggur campur. Perutmu timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung.

3 Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang. 4 Lehermu bagaikan menara gading, matamu bagaikan telaga di Hesybon, dekat pintu gerbang Batrabim; hidungmu seperti menara di gunung Libanon, yang menghadap ke kota Damsyik.

5 Kepalamu seperti bukit Karmel, rambut kepalamu merah lembayung; seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya. 6 Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi.

7 Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya. 8 Kataku: “Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.” [Kidung Agung 7:2-8]

Dalam Islam larangan zina dinyatakan secara singkat dengan tidak menimbulkan birahi bagi pembacanya sehingga mereka tidak berkeinginan untuk bersetubuh dengan istrinya, berzina dengan pacarnya, atau melakukan onani:

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa’:32]

Bahkan izin bersetubuh di malam bulan puasa pun disampaikan dengan cara yang tidak vulgar:

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” [Al Baqarah:187]

Hukum Qishash

Dalam Perjanjian Lama, Exodus 21:11-22:19 dijelaskan tentang Hukum Qishash yaitu hukuman mati untuk pembunuh, mata ganti mata, gigi ganti gigi:

“Siapa yang memukul seseorang, sehingga mati, pastilah ia dihukum mati.” [Exodus 21:12]

EX 21:24 mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, 25 lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.” [Exodus 21:24-25]

Namun pada Perjanjian Baru hukum itu dihapuskan dan orang Kristen tidak mengikuti aturan itu lagi.

Dalam Al Qur’an hukum Qishash kembali ditegakkan:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita…” [Al Baqarah:178]

Hukum Qishash diberlakukan agar orang berpikir panjang sebelum membunuh orang lain. Seandainya dia membunuh orang, maka dia dihukum mati sehingga tidak bisa membunuh lagi. Dengan cara itu dunia jadi lebih aman bagi orang-orang yang tidak berdosa (bukan pembunuh):

“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” [Al Baqarah:179]

Ular atau Iblis yang Menipu Adam dan Hawa?

Dalam Alkitab Genesis 3:1-19 diceritakan bahwa Ular adalah binatang paling cerdik yang bisa bicara sehingga bisa menipu manusia: Adam dan Hawa:

GEN 3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”

2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”

4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, 5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.” [Genesis 3:1-6]

GEN 3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”

14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.” [Genesis 3:13-14]

Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa yang menggoda Adam dan Hawa adalah Setan/Iblis:

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu] dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”[Al Baqarah:36]

Jika dalam ajaran Kristen Adam dan Hawa tetap berdosa dan dosanya diturunkan kepada manusia sebagai Dosa Asal / Dosa Warisan (Original Sin), dalam Islam disebut setelah Adam dan Hawa minta ampun dan bertobat, Allah segera mengampuni mereka dan tidak ada dosa warisan yang diturunkan kepada anak cucu mereka:

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Baqarah:37]

Ummat Yahudi menganggap mereka adalah bangsa pilihan. Ummat Kristen beranggapan tidak ada keselamatan bagi orang yang tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan sehingga mereka mengirimkan banyak misionaris/penginjil untuk “menggarami” / mengkristenkan penduduk dunia. Islam sendiri menyatakan hanya Islam agama yang diridhai Allah:

“Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam.” [Ali ‘Imran:19]

“Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima agama itu, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran:85]

Itulah beberapa perbedaan antara agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Meski masih banyak lagi perbedaannya, namun ummat Islam dianjurkan untuk berhubungan sosial dengan baik selama mereka tidak menyerang/memusuhi ummat Islam. Meski dalam agama tak ada paksaan dalam beragama, namun ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan masalah aqidah/agama. Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Demikian ajaran agama kita.

Sumber