Selasa, 13 September 2011

Kiat Meraih Beasiswa Luar Negeri ala Dosen Unnes

Dia adalah Dani Muhtada, seorang dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes), yang tengah menempuh S-3 di Northern Illinois University, Amerika Serikat dengan beasiswa Fullbright.

Tidak hanya itu, pria berkacamata ini juga pernah mendapatkan beasiswa dari ADS (Australia). Maka, Dani ingin berbagi kepada kamu yang berkeinginan besar meraih beasiswa di luar negeri.

Menurut Dani, terdapat dua hal yang harus dipersiapkan oleh mahasiswa yang hendak mengajukan permohanan beasiswa ke luar negeri, yakni persiapan subtantif dan persiapan teknis.

Persiapan subtantif ini menyangkut kelayakan kamu sebagai penerima beasiswa. Semakin baik persiapan subtantif, akan semakin besar kesempatanmu untuk meraih beasiswa. Lantas apa saja sebenarnya yang termasuk dalam persiapan subtantif? Berikut pemaparannya seperti dikutip okezone, dari Situs Unnes, di Jakarta, Sabtu (20/8/2011):

Track record nilai Indeks Prestasi (IP)
Untuk mengajukan aplikasi pengajuan beasiswa jenjang apapun, baik di luar maupun di dalam negeri, kamu harus memperhatikan prestasi akademik di jenjang sebelumnya. Misalnya saja jika ingin mengajukan aplikasi beasiswa S-2, maka kamu harus memiliki IP yang tinggi saat S-1.

Semakin tingg IP yang kamu miliki, akan memperluas kesempatanmu untuk lolos seleksi dan mendapatkan beasiswa tersebut.

Persiapkan kemampuan bahasa Inggrismu
Memilih beasiswa ke luar negeri tentu menuntut kemampuan bahasa Inggris yang baik, sebab saat ini bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar di hampir seluruh negara di belahan dunia.

Jika merasa kemampuanmu kurang dalam bidang ini, jangan berkecil hati. Sudah banyak tempat les yang menyediakan jasa untuk belajar bahasa Inggris. Meski nilai standar TOEFL yang ditetapkan oleh perguruan tinggi di luar negeri adalah 500 atau IELTS 6.0, akan lebih baik jika kamu memiliki nilai di atas standar yang telah ditetapkan. Hal ini tentu membantu membuka peluang yang lebih luas dibandingkan dengan mahasiswa lain.

“Bukan berarti nilai di bawah itu tidak mungkin mendapatkan beasiswa. Poin saya, semakin tinggi skor kita, akan semakin tinggi daya saing di antara para pendaftar lain,” ujar Dani menjelaskan.

Pengalaman bersosialisasi
Selain kemampuan akademik dan bahasa asing, pihak sponsor beasiswa akan melihat pengalamanmu dalam bersosialisasi. Misalnya pernah aktif di BEM kampus, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) maupun menjadi pengurus organisasi masyarakat seperti Karang Taruna, dan sebagainya.

Pihak sponsor biasanya menyukai mahasiswa yang memiliki pengalaman bersosialisasi dan berorganisasi. Sebab, mereka diharapkan menjadi ‘motor’ bagi komunitasnya setelah kembali ke Tanah Air.

Sementara untuk persiapan teknis menyangkut kemampuanmu dalam memahami prosedur, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan oleh masing-masing sponsor beasiswa.

Sebagai seorang pemburu beasiswa, kamu harus cermat terhadap apa yang diinginkan sponsor sehingga dapat menyusun strategi efektif dalam menarik perhatian mereka. SUMBER: http://kampus.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.