A. Pengertian Lingkungan
Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar diluar diri manusia/individu. Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala materiil dan stimuli di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat psikologis, fisiologis, maupun sosial-kultural. Hal ini jika menyinggung masalah pengertian lingkungan secara umum (secara keseluruhan).
Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan materiil jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, kesehatan jasmani dan lain-lain. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimula (sifat-sifat, perasaan, emosi, dll) yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eskternal dalam hubungannya den gan perlakuan ataupun karya orang lain.
Menurut Sartian (Ahli Psikologi Amerika), Lingkungan (invironment) adalah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Sedangkan lingkungan pendidikan menurut Umar Tirtaraharja adalah latar tempat berlangsungnya pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama (Tri pusat) pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat.
B. Pengaruh Lingkungan
Jika mengaitkan pengaruh lingkungan terhadap pembelajaran, maka lingkungan termasuk ke dalam kategori faktor eskternal yang mempengaruhi pembelajaran. Faktor eskternal meliputi: lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.
1. Lingkungan Sosial
Lingkunngan sosial adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan berkembang. Yang termasuk dalam lingkungan sosial ialah lingkungan sosial keluarga, lingkungan sosial sekolah, dan lingkungan sosial masyarakat.
a. Keluarga
Sebagai pusat pendidikan pertama, keluarga mempunyai tugas fundamental dalam mempersiapkan anak bagi peranannya di masa depan. Dasar-dasar perilaku, sikap hidup, dan berbagi kebiasaan ditanamkan kepada anak sejak dalam lingkungan keluarga. Semua dasar yang menjadi landasan bagi pengembangan pribadinya itu tidak mudah berubah. Oleh sebab itu , penting sekali diciptakan lingkungan keluarga yang baik, dalam artian menguntungkan bagi kemajuan dan perkembangan pribadi anak serta, mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
Hasil penelitian White (1978),menunjukan bahwa praktik-praktik mendidik anak mempengaruhi perkembangan sosial & kecakapan kognitif. Ia mengidentifikasikan gaya disiplin tersebut menjadi 3 yaitu authoritative, authoritarian, dan permissive.
Keadaan dalam lingkungan keluarga yang dapat berpengaruh terhadap pendidikan antara lain:
Perlakuan orang tua terhadap anak seperti perlakuan lemah-lembut atau kasar.
Kedudukan anak dalam keluarga: anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu.
Status anak dalam keluarga: anak kandung, anak tiri, atau anak asuh.
Besar kecilnya keluarga misalnya anak tunggal atau anak dengan banyak saudara.
Ekonomi keluarga dan pola hidupnya.
Pendidikan orang tua.
Lingkungan keluarga yang baik sekurang-kuarangya mempunyai dua ciri sebagai berikut:
Keluarga memberikan suasana emosional yang baik bagi anak-anak seperti perasaan senang, aman, disayangi, dan dilindungi.
Mengetahui dasar-dasar kependidikan, terutama, terutama berkenaan dengan kewajiban dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan yang diberikan kepadanya.
b. Sekolah
Lingkungan sosial sekolah meliputi guru, teman-teman sekolah (siswa-siswi), dan warga sekolah lainnya. Semua itu dapat mempengaruhi perilaku belajar seseorang, baik itu bagi para siswa atau para dewan guru itu sendiri dalam kondisi belajar-mengajar. Dalam pengembanganya lingkungan sekolah sangatlah berperan penting, karena lingkungan sekolah merupakan sentral dalam mendapatkan pendidikan. Seorang peserta didik akan lebih banyak mengaca kepada para guru dalam pengembangan tingkah laku.
c. Masyarakat
Lingkungan sosial masyarakat seperti tetangga dan teman-teman sebabnya juga mempengaruhi perilaku belajar seseorang. Lingkungan masyarakat yang kumuh dan banyak anak penganngguran akan berbeda dengan lingkungan perkampungan yang bersih dan penghuninya tidak ada yang menganggur. Kondisi lingkungan tersebut sangat mempengaruhi perilaku belajar siswa. Lingkungan masyarakat atau tetangga dapat menjadi teman diskusi atau berbincang banyak hal yang dapat menjadi pendorong semangat belajar.
Pengaruh masyarakat yang turut berpengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan antara lain:
Situasi politik seperti keadaan perang atau damai, dan pemerintahan yang memberi atau menindas kebebasan.
Situasi ekonomi seperti negara miskin, negara berkembang, atau negara maju.
2. Linkungan Non Sosial
Dalam lingkungan Non Sosial yang mempengarui terhadap perilaku dan pembelajaran adalah lingkungan alam semesta, dan sarana prasarana.
a. Alam
Kondisi alam semesta yaitu merupakan keadaan alam tempat tinggal, di perkotaan ataupun di pedesaan, di daerah pantai, dataran rendah bahkan pegunungan ini semua sangat berpengaruh terhadap pembelajaran. Bentuk pengaruh karena beberapa hal tersebut ada yang berdimensi negatif namun ada juga yang berdimensi positif. Terlihat dengan pengaruh kehidupan perkotaan terkadang cenderung berdampak negatif. Karena pengaruh globalisasi yang sangat meruncing sehingga tidak mampu di hindari terutama bagi para generasi muda. Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwasanya pengaruh lingkungan keadaan tempat tinggal sangat berpengaruh dalam proses pebelajaran. Namun lingkungan perkotaan tidak selamanya berdampak negatit. Begitu pula daerah pedesaan tidak selamanya terlihat terbelakang dari segi pendidikannya.
Lingkungan alam yang mempunyai pengaruh terhadap pendidikan antara lain sebagai berikut:
o Kondisi iklim seperti daerah beriklim dingin, sedang, dan panas. Kondisi ini dapat menyebabkan orang mempunyai kebiasaan dan sifat-sifat tertentu. Kondisi Eropa dengan iklim dinginnya dapat menyebabkan orang-orang biasa bergerak serba cepat, rajin, giat bekerja, dan penuh usaha untuk mencapai kemajuan. Sebaliknya daerah khatulistiwa dengan iklim sedangnya dan keadaan alam yang serba mengijinkan dapat menyebabkan orang-orang menjadi malas, bergerak serba lambat, dan kurang berusaha untuk mencapai kemajuan.
o Letak geografis, seperti daerah pantai dan aerah pedalaman. Daerah pantai dengan kehidupan nelayan yang selalu bertempur melawan gelombang dapat membuat orang berwatak keras, sementara daerah pedalaman dengan kehidupan pertanian dapat membuat oarang berwatak lemah-lembut.
o Demikan pula keadaan tanah seperti derah kering, tandus, dan gersang, mempunyai pengaruh yang berbeda dari daerah-daerah yang subur, dimana penghidupan tidak merupakan beban yang berat.
b. Sarana dan Prasarana
Selain lingkungan tempat tinggal yang teremasuk lingkungan Non Sosial yaitu sarana dan prasarana lingkungan sekolah. Sarana prasana di sekolah merupakan perantara yang dalam memahamkan pelajaran terhadap siswa. Maka peralatan atau sarana yang lengkap di suatu lembaga pendidikan dapat mendukung kemajuan dan perkembangan pembelajaran. Selanjutnya akan tercapai suasana kelas yang menarik dan termotifasi dengan adanya sarana prasarana yang terpenuhi. Selain sarana dan prasarana di lingkungan sekolah, apapun yang ada rumah atau tempat tinggal juga mempengarui karena jika dalam lingkungan keluarga terpenuhi sarana dan prasaranya. Maka seorang anak akan mudah dalam mempermudalah apa-apa yang di terima dari sekolah misalnya, adanya komputer di rumah dan sebagainya.
Yang termasuk dalam sarana disini antara lain: buku pelajaran, alat-alat tulis, buku-buku bacaan, dll. Yang termasuk dalam prasarana antara lain: ruang belajar, lapangan olah raga, ruang kesenian, ruang praktikum, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.