Sistem Fleet Management
Fleet Management adalah sebuah istilah untuk manajemen
berbagai aspek yang berhubungan dengan armada yang bergerak. Sistem
Fleet Management yang bertindak sebagai subjek pada sistem VmeS
akan secara otomatis bekerja dengan cara mengumpulkan dan merekam
semua data yang diperlukan dari armada, kemudian mengirimkannya
pada control center ketika diinginkan. Pada control center semua data
direkam atau dimonitor, dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
tindakan oleh manajer.
Aplikasi Sistem Fleet Management
Perangkat keras Fleet Management sangat umum dan dapat
diaplikasikan di berbagai macam armada. Di luar negeri, perusahaan
penyedia layanan jasa Fleet Management juga sudah banyak tersedia.
Diantaranya TransCore’s 3 sixty Fleet Management dari perusahaan
Amerika GlobalWave. Konsumen produk ini adalah armada kendaraan
berat dan truk kontainer. GlobalWave bekerja sama dengan pemerintah
Amerika untuk mengefektifkan sistem pelaporan pajak dari muatan
kontainer.
Di Indonesia sendiri, belum nampak adanya instansi atau
perusahaan yang memanfaatkan sistem Fleet Management untuk
mengatur armada bergerak. Padahal pemanfaatan sistem Fleet
Management sangat membantu memaksimalkan kinerja armada. Fleet
Management bisa di aplikasikan di berbagai bidang, salah satunya
bidang maritim.
Indonesia adalah negara kepulauan yang lautnya memiliki banyak
potensi. Para nelayan memanfaatkan potensi ini sebagai mata
pencaharian dengan jalan mencari ikan. Akan tetapi, eksplorasi
kekayaan laut oleh para nelayan ini kurang maksimal. Apalagi oleh
nelayan kecil yang merupakan mayoritas. Terlebih banyaknya perahu
asing yang masuk wilayah perairan Indonesia tanpa terpantau semakin
mempersulit keadaan nelayan.
Di bidang maritim sebenarnya sudah ada fasilitas VMS yang
penggunaannya diatur oleh undang-undang. Pemasangan VMS wajib
dilakukan untuk kapal dengan ukuran 100 GT ke atas 2. Fungsi
pemasangan VMS lebih untuk memantau kapal-kapal besar agar tidak
melakukan eksplorasi laut dengan cara yang ilegal. VMS bekerja
melalui media komunikasi satelit sehingga kapal dengan perangkat
VMS tidak pernah kehilangan informasi dimanapun berada. VMS
menyediakan fitur informasi persebaran ikan di laut yang sangat berguna
memaksimalkan hasil tangkapan. Namun sayangnya, harga perangkat
dan biaya operasional VMS terlalu mahal untuk nelayan kecil sehingga
sangat kecil kemungkinannya VMS bisa diaplikasikan untuk perahu-
perahu kecil. Seringkali terdengar berita tertangkapnya nelayan
Indonesia yang masuk ke wilayah perairan negara asing. Hal ini bisa
dicegah bila posisi nelayan-nelayan tersebut dapat dipantau setiap saat
sehingga bila ada perahu yang hendak masuk ke daerah perairan asing
bisa diberi peringatan dini.
Perangkat keras sistem Fleet Management yang murah dapat
menjadi solusi bagi nelayan-nelayan kecil ini. Dengan perangkat ini,
posisi nelayan dapat terus dipantau. Fitur message akan memberi
informasi yang berguna setiap saat. Sinyal komunikasi seluler tidak
dapat mencapai tengah laut yang jauh dari BTS, tetapi nelayan tetap
dapat berhubungan dengan dunia luar ketika berada di tengah laut. Hal
ini karena dalam pengembangannya server sistem Fleet Management
dapat bekerjasama dengan penyedia layanan telekomunikasi seluler
untuk melakukan integrasi.
Keuntungan yang lain, persebaran nelayan dapat diatur di daerah
yang banyak ikannya. Peta persebaran ikan bisa didapatkan dari satelit
maupun informasi dari perahu lain. Input analog dari perangkat keras
dapat dihubungkan ke berbagai sensor, termasuk sensor-sensor yang dalam penelitian lanjutan dapat dicari hubungannya dengan banyaknya ikan di lokasi tertentu.
Aplikasi sistem Fleet Management yang lain bisa untuk
kendaraan umum, kendaraan berat, kendaraan milik pemerintah dan
lain-lain. Apabila sistem Fleet Management ini benar-benar akan
diterapkan, maka diperlukan penelitian lanjutan serta dukungan fasilitas
dan kebijakan peraturan dari pemerintah karena bidang yang berkaitan
dengan penerapan sistem ini sangat luas.
2.1.2 Implementasi Sistem Fleet Management
Ada beberapa alternatif media transmisi data antara stasiun tetap
dan stasiun bergerak. Alternatif itu antara lain bisa memanfaatkan satelit
domestik maupun dengan menggunakan gelombang radio.
Implementasi sistem Fleet Management dengan memanfaatkan
satelit sebagai media komunikasi memerlukan modul komponen yang
labih canggih. Harga total untuk membangun sistem jenis ini akan
menjadi tinggi. Disamping itu, penyedia layanan jasa Fleet Management
harus membayar biaya sewa satelit yang tidak murah untuk suatu
bandwidth tertentu. Tentu akhirnya biaya ini dibebankan ke pengguna
layanan sehingga biaya operasional akan menjadi mahal. Akan tetapi,
karena menggunakan satelit, perangkat keras tidak akan kehilangan
sinyal dan armada yang mengimplementasi dapat tetap terpantau
dimanapun berada. Hal ini dikarenakan jangkauan satelit yang sangat
luas mencakup sebagian wilayah bumi tertentu.
Pemanfaatan gelombang radio sebagai media komunikasi adalah
alternatif yang lebih murah. Radio pada panjang gelombang tertentu
telah dikenal sebagai alat komunikasi. Informasi atau data yang
diperlukan dalam sistem Fleet Management dapat dimodulasikan ke
gelombang radio tersebut dan kembali didemodulasi oleh stasiun tetap.
Integrasi semua bagian-bagian yang mencakup dalam sistem fleet
management akan diatur diatas sistem VmeS. Termasuk dalam
pemilihan gelombang radio. Pemilihan gelombang radio yang akan
digunakan masih memerlukan penelitian lebih dalam. Pemilihan ini
menyangkut efektifitas transmisi dan perancangan protokol modem
untuk memodulasi carrier dengan informasi. Hal-hal yang berkaitan
dengan teknik modulasi dan lain-lain akan dibahas lebih lanjut pada sub
bab konsep propagasi kanal HF dalam komunikasi radio paket.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.