Kamis, 22 Januari 2009

Kegiatan daur-ulang sampah

Sumber http://www.bbc.co.uk/



Daur ulang tampaknya menjadi salah satu jalan terobosan untuk mengatasi problem sampah di mana-mana, termasuk di Inggris.

Sticker yang tertempel pada tutup itu berbunyi "Bunyikan klakson kalau anda mencium bau kencing". Tulisan itu bertengger di atas sebuah kontainer untuk menyimpan benda-benda bekas dan rongsokan di dekat pesanggrahan di Hurn Recycling Centre, pusat daur ulang Hurn di Dorset, Inggris tenggara.

Orang-orang yang bekerja di sana berdiri berjajar selama sembilan setengah jam terus-menerus, mengambili kandungan-kandungan pencemar dari sampah-sampah yang bisa didaur ulang, yang beriringan meluncur lewat depan mata mereka di atas sebuah ban-berjalan.

Umumnya mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk tertawa atau hal-hal yang bisa membuat mereka tersenyum. Suara gemuruh mesin terlalu keras sehingga mereka nyaris tidak bisa mengobrol satu sama lain. Dan bagaimana pun juga mulut mereka ditutup masker.

Hanya dua hal yang bisa agak mengalihkan kemuraman suasana, yakni sticker tadi dan sebuah poster Jennifer Aniston yang aduhai, dengan pakaian renangnya, yang tertempel di punggung sebuah pintu.

Program-program daur ulang memberikan kepada para pesertanya perasaan nikmat dan sejahtera yang sebagian besar tidak diteruskan kepada orang-orang yang justru bekerja di bidang pendaur-ulangan. Daur ulang adalah sebuah karya kotor.

Setelah dikumpulkan, sampah-sampah itu dibuang ke sebuah pusat penyortiran. Di sana sampah itu dibawa berkeliling di atas sebuah ban-berjalan yang diberi kandungan listrik, yang bisa menarik lengket benda-benda dari baja, menembakkan daya listrik positif ke kaleng-kaleng aluminium dan mengirimkan mereka ini ke sebuah kotak terpisah.

Ban ini juga mengindra dengan mata komputernya yang canggih kepadatan dari botol-botol plastik yang lewat, menengarai bahan-bahan lem yang digunakan pada label-label botol tersebut dan memilih-milihnya menurut aturannya.

Yang tersisa dari semuanya itulah kemudian melewati para tukang pilih, yang bekerja dengan mata dan tangan mereka di tengah-tengah debu yang baunya 'alamak'.

Konon, teknik yang terbaik adalah memilih sebuah titik di belakang mesin dan mata terus menatap ke titik itu, tetapi biarpun sudah memakai teknik itu, agar bau tidak langsung menyusup ke hidung, kalau ban berjalan itu tiba-tiba berhenti, orang-orang itu biasanya langsung mengalihkan pandangannya ke bawah, dengan gaya yang menunjukkan rasa muak mereka.

Boss mereka, Adrian Dufall, mengatakan "Mereka itu adalah manusia-manusia hebat. Pekerjaan ini sangat keras".

Menurut catatan, rasio barang yang didaur ulang di Inggris hanya sedikit di atas 9 persen. Untuk sampah komersial bahkan hanya 5 persen. Di Jerman, 46 persen dari limbah didaur-ulang, di Austria 45 persen, dan Belanda 44 persen. Di Swedia angkanya sekitar 35 persen.

Iming-iming lama yang berbunyi "Kami sulap sampah anda menjadi uang" ternyata tidak sesederhana seperti kedengarannya. Pengumpulan sampah kaca dan kaleng serta kertas, yang disebut 'green box collection', bisa menelan ongkos sekitar 85 sampai 175 pon atau satu seperempat juta sampai dua juta rupiah per ton.

Bank-bank botol, yakni kotak-kotak besar di pinggir-pinggir jalan tempat masyarakat biasa membuang botol-botol, majalah, pakaian bekas, dan kaleng-kaleng minuman, dan cara pembuangan model 'bawa-sendiri-buanganmu' ternyata jauh lebih murah, sekitar 16 sampai 36 pon per ton.

Celakanya harga jual barang hasil pendaur-ulangan itu cenderung kurang tinggi, sehingga kurang mampu merangsang investasi swasta dalam sektor ini. Di pusat daur ulang Hurn ini, kertas daur-ulang menghasilkan 30 pon setiap ton; gelas atau kaca meraup 22 sampai 27 setengah pon; PVC - 25 pon.

Yang benar-benar bisa memutar uang adalah kaleng-kaleng aluminium, yang bisa menghasilkan hampir 700 pon per ton. Tetapi karena begitu ringannya, pusat daur ulang Hurn ini setiap bulan hanya memperoleh kaleng bekas yang hanya cukup untuk menghasilkan satu ton.

Pencemaran merupakan masalah abadi. Kertas koran yang basah tidak bisa didaur ulang, dan unsur-unsur asing lainnya selalu saja bisa tembus masuk ke arus daur ulang dan merusak seluruh satuan sampah yang tengah digarap.

Jenis-jenis benda yang bisa diterima oleh pusat daur ulang berganti-ganti terus. Direktori telpon dan botol anggur berwarna hijau keluar-masuk daftar.

Dan pusat daur ulang selalu lebih senang kalau limbah yang didaur ulang sudah dipilah-pilah di tempat asal, seperti di Denmark, di mana kotak sampah sudah dibagi-bagi menjadi kotak untuk kaca dan gelas, kotak untuk kertas dan kotak untuk metal.

Limbah yang bisa hancur digarap untuk dijadikan kompos dan lainnya dibakar atau dipergunakan sebagai bahan urug.

Temuan-temuan baru kini mulai diterapkan untuk mengubah sampah menjadi bahan yang bisa digunakan langsung. Sebuah pabrik di Slough, di sebelah barat London, membuat pellet-pellet bahan bakar dari sisa-sisa limbah yang terkontaminasi pada pabrik-pabrik daur-ulang.

Benda-benda plastik bisa dibuat talang-talang air dan stocking kaki. Plastik rajangan dibuat bahan kain untuk isi kantung-tidur dan bahan 'fleece', semacam jaket serat.

Namun, tampaknya satu-satunya jalan untuk memaksa orang mendaur-ulangkan sampah mereka hanyalah dengan menghukum mereka yang tidak mau melakukannya. Belum lama ini Menteri Lingkungan Hidup Inggris, Michael Meacher, melontarkan gagasan untuk menarik pajak 9 pence per satu kantong plastik, agar orang lebih irit.

Delapan milyar 'tas kresek plastik' digunakan di Inggris setiap tahun, atau 134 kantong per kepala. Dan untuk tahun 2005 pemerintah Inggris menargetkan 25 persen limbah didaur-ulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.