Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memperhatikan dan memelihara semangat kerja karyawannya. Banyak pemimpin berkepentingan dengan semangat karyawan. Mereka menyetujui kebijaksanaan yang berhubungan dengan peningkatan semangat kerja, karena dengan semangat kerja yang tinggi tujuan perusahaan yang diemban oleh seorang pemimpin akan tercapai.
Gairah dan semangat kerja sudah menjadi modal perusahaan untuk meningkatkan prodiktivitas. Jika gairah dan semangat kerja terabaikan, maka banyak persoalan yang akan bermunculan. Ada beberapa cara dalam mendorong dan memelihara semangat kerja. Menurut Moekijat (1999:131) berpendapat, antara lain:
a. Pemimpin wajib memperlihatkan semangatnya
Pimpinan sudah menjadi tauladan bagi para bawahan/karyawan, sikap para karyawan dipengaruhi oleh atasan. Perilaku pimpinan menjadi contoh bawahan. Jadi sikap pimpinan sangat berpengaruh bagi tingkat gairah dan semangat kerja menuju produktivitas.
b. Member pujian kepada karyawan yang patut dipuji
Pimpinan yang berwibawa adalah pimpinan yang mau mengakui hasil kerja karyawanya. Karyawan yang telah menyelesaikan pekerjaan sesuai aturan kadang ingin mendapat pengakuan, maka dari itu pujian dan sanjungan sangat dibutuhkan oleh mereka.
c. Lingkungan pekerjaan yang kondusif.
Upaya lain untuk meningkatkan gairah dan semangat kerja adalah melalui susunan lingkungan kerja yang membuat karyawan betah. Meskipun penting dan besar pengaruhnya, banyak perusahaan yang tidak memperhatikan upaya ini.
d. Kesempatan
Bawahan pun ingin sesekali berperan dalam pengambilan keputusan. Pimpinan harusnya selalu mengajak karyawannya ikut terlibat dalam perumusan suatu masalah dalam perusahaan walaupun tidak dominan.
Berdasarkan pendapat di atas mengenai cara dalam menjaga dan mendorong semangat kerja dapat dikatakan bahwa peran pemimpin sangat berpengaruh dalam pembentukan semangat dan motivasi kerja yang kuat. Karyawan sangat membutuhkan tempat di mana ia bisa mencurahkan berbagai kemampuanya. Kesempatan yang diberikan pimpinan perusahaan dalam proses kerja sangat dinantikan karyawan untuk bekerja secara optimal dan mengharapkan pujian terhadap hasil kerjanya.
Alex S. Nitisemito (1996:101) mengemukakan beberapa cara lain untuk meningkatkan semangat kerja, baik yang bersifat materi atau nonmaterial. Cara mana yang paling tepat, sudah tentu tergantung pada situasi dan kondisi perusahaan tersebut. Cara-cara tersebut sebagai berikut:
a. Gaji yang cukup
Setiap perusahaan seharusnya memberikan gaji yang cukup kepada karyawannya. Jumlah yang dibayarkan kepada karyawan tanpa menimbulkan kerugian pada perusahaan. Makin besar gaji yang diberikan semakin tercukupi kebutuhan mereka. Masalah besarnya gaji harus benar-benar diperhatikan, terutama bagi karyawab yang mempunyai tanggung jawab yang besar. Gaji tambahan berupa tunjangan-tunjangan lain berupa jatah beras, perawatan kesehatan, fasilitas perumahan dan sebagainya.
b. Memperhatikan kebutuhan rohani.
Selain kebutuhan materi berupa gaji yang cukup, mereka juga mempunyai kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani ini antara lain tempat untuk menjalankan ibadah, rekreasi, partisipasi dan sebagainya.
c. Sekali-kali perlu menciptakan suasana santai.
Suasana kerja yang rutin seringkali menimbulkan kebosanan dan ketegangan bagi karyawan. Untuk menghindarakan hal seperti itu, perusahaan perlu menciptakan suasana santai pada waktu tertentu. Banyak sekali cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan, misalnya dengan mengadakan rekreasi bersama, mengadakan pertandingan olah raga antar karyawan dan sebagainya. Tentu saja cara seperti ini harus disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dan dilaksanakan pada waktu tertentu saja. Misalnya ulang tahun perusahaan atau hari kemerdekaan RI dan sebagainya.
d. Harga diri perlu mendapatkan perhatian.
Perusahaan yang baik biasanya punya karyawan ahli yang hasil kerjanya dapat diandalkan. Dengan keadaan seperti itu perusahaan akan cepat maju. Namun secara tidak terduga banyak karyawan yang pindah ke perusahaan lain, padahal gaji yang diberikan memadai. Hal ini berhubungan dengan persoalan harga diri uang kurang diperhatikan.
e. Tempatkan karyawan pada posisi yang tepat
Setiap perusahaan harus mampu menempatkan karyawannya pada posisi yang tepat sesuai kemampuan mereka. Ketidak tepatan menempatkan posisi karyawan akan menyebabkan pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berawal dari ketidak mampuan menguasai pekerjaan menjadikan hilangnya semangat dalam bekerja sehingga mengakibatkan produktivitas menurun. Agar penempatan karyawan dapat dilakukan dengan tepat, jasa seorang psikolog dapat membantu menyelesaikan permasalahan ini.
f. Berikan kepada merekan kesempatan untuk maju.
Semangat dan kegairahan kerja akan timbul jika mereka mempunyai harapan untuk maju. Hendaknya setiap perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawanya, khususnya kepada karyawan yang berpestrasi. Penghargaan itu dapat berupa pengakuan yang kemudian disertai hadiah, kenaikan gaji, kenaikan pangkat, pemindahan posisi yang lebih sesuai dan sebagainya. Perusahaan yang baik tidak hanya memberikan penghargaan, bahkan mengadakan program pendidikan bagi karyawannya.
g. Persaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan.
Perusahaan yang besar akan senantiasa memperhatijan keamanan terhadap masa depan profesi karryawannya. Untuk menciptakan rasa aman menghadapi masa depan, ada perusahaan yang mengadakan program pensiun karyawannya. Namun tidak semua perusahaan dapat mengadakan program tersebut. Jadi sebaiknya tiap perusahaan berusaha agar usahanya setabil. Perusahaan yang tidak stabil akan menimbulkan kecemasan. Masalah ini sebenarnya penting bagi karyawan, namun biasanya banyak yang terbentur pada keuangan. Bagi perusahaan hal ini penting karena karyawan akan merasa enggan meninggalkan perusahaan jika mereka telah terikat dengan asuransi yang menjamin perasaan aman di hari tua.
h. Usahakan karyawan mempunyai loyalitas
Kesetiaan dan loyalias karyawan terhadap perusahaan akan menimbulkan rasa tanggung jawab. Tanggung jawab dapat menciptakan gairah dan semangat kerja. Untuk meningkatkan loyalias karyawan terhadap perusahaan, pihak pimpinan harus mengusahakan agar karyawan merasa senasib dengan perusahaan. Salah satu cara untuk meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan adalah dengan memberikan kesempatan untuk memiliki saham perusahaan. Loyalitas juga dapat ditimbulkan dengan cara pemberian gaji yang cukup, perhatian terhadap kebutuhan rohani dan hal positif lainya.
i. Sekali-kali karyawan perlu dianggap berunding
Bila perusahaan merencanakan suatu yang penting sebaiknya karyawan diajak berunding. Misalnya, kita akan menaikan penjualan sebanyak 25% untuk tahun depan. Maka setiap karyawan yang bertugas dibidang penjualan, produksi, pembelian dan keuangan sebaiknya diajak berunding. Dengan mengikutsertakan mereka berunding, perasaan tanggung jawab akan timbul sehingga mereka melaksanakan kebijakan baru tersebut lebih baik. Namun tidak berarti karyawan yang diajak berunding adalah semua bagian. Karyawan yang diajak berunding adalah karyawan yang ada sangkut paut dengan masalah yang akan dilaksanakan.
j. Pemberian intensif yang terarah
Agar perusahaan dapat memperoleh hasil secara langsung, selain cara-cara yang telah disebutkan di atas dapat pula ditempuh sestem pemberian intensif kepada karyawan. Perusahaan akan memberikan tambahan langsung kepada karyawan yang memiliki prestasi yang lebih. Cara ini sangat efektif untuk mendorong gairah dan semangat karyawan. Tentu saja cara ini harus didorong dengan kebijaksanaan yang tepat. Memberikan insentif terhadap karyawan tanpa adanya penelitian akan terasa sia-sia. Perusahaan harus melihat loyalitas mereka, bagaimana kesenangan mereka, sampai sejauh mana prestasi yang dapat mereka capai untuk kepentingan perusahaan.
k. Lingkungan kerja yang menyenangkan
Bila memungkinkan setiap perusahaan hendaknya menyediakan fasilitas yang menyenangkan bagi perusahaan. Apabila fasilitas tersebut mampu menambah kesenangan karyawan, semangat dan kegairahan dapat pula ditingkatkan. Fasilitas yang menyenangkan bukan dalam pengertian sempit, fasilitas di sini dalam pengertian luas sehingga termasuk balai pengobatan, tempat ibadah, kamar kecil yang bersih dan sebagainya. Apabila perusahaan mampu meningkatkan fasilitas dan lingkungan kerja yang kondusif, maka karyawan akan berfikir kreatif dan penuh inisiatif.
Upaya-upaya di atas adalah upaya dalammeningkatkan semangat dan gairah kerja secara global. Upaya ini memiliki kekurangan dan kelebihan, karena tidak semua perusahaan mampu melaksanakan dan memenuhi keinginan karyawan. Kemampuan satu perusahaan dengan perusahaan lain berbeda-beda. Namun upaya di atas menjadi tolak ukur perusahaan untuk meningkatkan produktivitas melalui semangat dan gairah kerja, seperti yang terangkum dalam gambar di bawah ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.