Sikap para pekerja yang dapat meningkatkan semangat kerja dipengaruhi oleh bagaimana mereka memandang beberapa faktor. Faktor-faktor itu menurut Stan Kossen (1986:228) adalah:
1. Organisasi itu sendiri
Organisasi penting mempengaruhi sikap para pekerja terhadap pekerjaan mereka. Umpamanya reputasi umum organisasi yang tidak menguntungkan dapat mempengaruhi sikap para pekerja secara buruk atau perusahaan yang tidak dapat mengantisipasi kecendrungan-kecendrungan pasar sehingga mengalami kemunduran yang cepat akan mengakibatkan semangat kerja pekerja menurun.
2. Kegiatan-kegiatan mereka
Pekerjaan merupakan hasil dari lingkungan keseluruhan. Hubungan para pekerja dengan keluarga dan sahabat mereka dapat mempengaruhi perilaku dan sikap mereka tentang pekerjaan.
3. Sifat pekerjaan
Kerja cenderung menjadi semakin terspesialisasi dan rutin. Banyak jenis pekerjaan yang menjurus kepada kejenuhan, pemikiran obsesi dan keterasingan.
4. Teman sejawat
Sebagai anggota kelompok, sikap terhadap suatu kondisi kerja dipengaruhi oleh sikap kolektif kelompok. Suatu kondisi yang secara tiba-tiba bisa mempengaruhi semangat karena tekana teman-teman sejawat.
5. Kepemimpinan
Tindakan-tindakan manager mempunyai pengaruh yang kuat atas semangat kerja para karyawan. Manager menentukan suasana dan mempunyai tanggung jawab utama untuk menetapkan iklim yang sehat.
6. Konsep tentang diri
Konsep diri para pekerja cederung mempengaruhi sikap mereka terhadap lingkungan organisasi. Orang-orang yang tidak memiliki kepercayaan diri atau menderita cacat fisik atau mental sering menimbulkan problem-problem moral. Oleh karena konsep pekerjaan itu sendiri yaitu bagaimana mereka melihat diri sendiri sangat mempengaruhi sikap terhadap pekerjaan.
7. Keperluan-keperluan pribadi
Terpenuhinya keperluan pribadi akan meningkatkan semangat kerja mereka. Lingkungan kerja yang menyenangkan merupakan sumber pembentuk semangat kerja yang tinggi.
Penjelasan di atas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan, terlihat bahwa suasana kerja yang terjadi di lingkungan di mana ia bekerja akan menpengaruhi semangat kerjanya. Kerjasama antar karyawan, aturan yang berlaku di perusahaan dan kondisi pribadi yang terjadi berpengaruh terhadap kondisi mental karyawan. Hal ini akan berpengaruh terhadap motivasi dan produktivitas karyawan.
Menurut Ahmad Tohari (2002:431) faktor-faktor yang berperan terhadap semangat kerja karyawan adalah sebagai berikut:
1. Kebanggan pekerja terhadap pekerjaanya dan kepuasanya dalam mengerjakan perkerjaan yang baik.
2. Sikap terhadap pemimpin.
3. Hasrat untuk maju.
4. Perasaan telah diperlakukan dengan baik.
5. Kemampuan untuk bergaul dengan kawan sekerjanya.
6. Kesadaran akan tanggung jawab terhadap pekerjaanya
Faktor-faktor yang berperan terhadap semangat kerja kayawan menggambarkan betapa heterogennya sifat manusia atau karyawan dalam suatu perusahaan. Hal ini dapat dikatakan bahwa seorang manajer perusahaan seperti seorang ayah dalam keluarga, yang harus pandai memperhatikan anak-anaknya. Begitu pula karyawan dalam perusahaan yang selalu menuntut perhatian dan pujian sehingga semangat dan mpotivasi bekerja tetap stabil.
Indikasi Turunnya Semangat Kerja
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa dengan semangat kerja dan kegairahan kerja yang tinggi perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain, bila semangat dan gairah kerja turun akan menjadi permasalahan bagi perusahaan. Sebenarnya permasalahan yang timbul dapat pula berupa indikasi dari turunnya semangat kerja.
Indikasi turunnya semagat kerja ini penting diketahui oleh setiap perusahaan dengan pengetahuan tersebut dapat diketahui sebab-sebabnya. Misalnya tingkat kehadiran yang menurun merupakan indikasi turunnya semangat kerja.
Meskipun indikasi-indikasi yang penulis kemukakan di bawah ini bukan merupakan indikasi mutlak adanya penurunan semangat kerja, tapi perlu diketahui karena ini merupakan kecendrungan secara umum. Stan Kossen (1996:97) mengemukakan indikasi tersebut antara lain:
a. Turunnya/rendahnya produktivitas
Turunnya produktivitas ini dapat diukur atau diperbandingkan dengan waktu sebelumnya. Produktivitas yang turun ini disebabkan karena kemalasan, penundaan pekerjaan dan sebagainya. Untuk mengetahui rendahnya produktivitas kerja kerja perlu membuat standard kerja. Dengan standard kerja ini dapat diketahui produktivitas rendah atau tidak.
b. Tikat absensi yang tinggi
Pada umumnya bila semangat kerja turun mereka akan malas untuk datang bekerja. Kompensasi yang rendah bisa menjadi pemicu kemalasan berkerja. Setiap ada kesempatan untuk tidak bekerja, mereka pergunakan untuk mecari penghasilan ditempat lain.
c. Labour Turnover (tingkat perpindahan) yang tinggi.
Keluar masuknya karywan yang meningkat disebabkan ketidak senangan mereka bekerja. Hal ini mengganggu kelangsungan hidup perusahaan.
d. Tingkat kerusakan yang tinggi.
Bila terjadi kerusakan baik terhadap bahan baku, barang jadi maupun peralatan yang digunakan naik. Maka ini merupqakan indikasi perhatian dalam bekerja berkurang. Hal ini akan menyebabkan kerugian yang besar bagi perusaan.
e. Kegelisahan dimana-mana
Kegelisahan ini dapat terwujud dalam bentuk ketidak tenangan dalam bekerja, keluh kesah dan sebagainya. Ini mengakibatkan hasil pekerjaan yang kurang maksimal.
f. Tuntutan yang sering terjadi
Tuntutan merupakan perwujudan dari ketikak puasan, yang berbentuk materi dan non materi. Tingkat kompensasi yang rendah dan fasilitas perusahaan yang kurang memadai menjadi pemicu berbagai tuntutan.
g. Pemogokan
Bila terjadi pemogokan maka bukan sekedar indikasi turunnya semangat kerja melainkan dapat menimbulkan kelumpuhan bagi perusahaan. Bila perusahaan berhenti berbagai masalah dan kerugian akan bersumber dari sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.