Banyak orang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan suatu sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. seperti halnya bahasa, membaca, dan menulis, kesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin. Kalau tidak, siswa akan menghadapi banyak masalah karena hampir semua bidang studi memerlukan pengetahuan matematika.
Dalam mempelajari matematika siswa mempunyai dasar kesulitan khusus.
Sehubungan dengan itu Soejono (1984:4) mengemukakan sebagai berikut :
1. Kesulitan dalam mengemukakan konsep.
a. Siswa lupa nama singkatan atau nama teknik suatu objek.
b.Ketidak mampuan mengingat satu atau lebih syarat cukup dan sebagainya.
2. Kesulitan belajar dalam menggunakan prinsip.
a. Siswa tidak mempunyai konsep yang dapat digunakan untuk mengembangkan prinsip sebagai bukti pengetahuan baru.
b. Siswa tidak bisa menggunakan prinsip karena kurang kejelasan tentang prinsip tersebut dan sebagainya.
3. Kesulitan memecahkan soal berbentuk verbal.
a. Tidak mengerti apa yang di baca, akibat kurangnya pengetahuan siwa tentang konsep atau beberapa istilah yang tidak diketahui.
b. Tidak mampu menetapkan fariabel untuk menyusun persamaan dan sebagainya.
Agar dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika, perlu mengenal kesalahan umum yang dilakukan oleh anak dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam bidang study matematika. Beberapa kesalah umum tersebut Lerner dalam Abdurrahman (1999:62) adalah, ”Kekurangan pemahaman tentang; simbol, nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, perhitungan dan tulisan yang tidak terbaca”.
a) Kekurangan pemahaman tentang simbol.
Pada umumnya siswa tidak banyak mengalami kesulitan jika diberi soal-soal seperti 2 + 3 =… atau 7 – 3 = … tetapi akan mengalami kesulitan jika diberi soal-soal seperti 2 + … = 8 , 9 = … + 7 atau … - 8 = 3 atau 8 - … = 3. Hal semacam ini dikarenakan siswa tidak memahami simbol-simbol seperti sama dengan (=), tidak sama dengan (� ),tambah (+), kurang(-) dan sebagainya, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
Agar siswa dapat menyelesaikan soal-soal matematika, maka harus terlebih dulu memahami simbol-simbol tersebut.
b) Nilai tempat
Siswa yang belum memahami nilai tempat seperti satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya akan mengalami kesulitan bila dihadapkan pada lambang bilangan desimal atau bilangan pecahan. Oleh karena itu pelajaran matematika di SD lebih menekankan pada aritmatika atau berhitung yang dapat digunakan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.
c) Penggunaan proses yang keliru
Kekeliruan dalam penggunaan proses perhitungan dapat dilihat dari cara kerja siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang memerlukan pertukaran simbol-simbol dan cara siswa mengoperasikan bilangan tanpa memperhatikan nilai tempat.
d) Perhitungan
Ada siswa yang belum mengenal dengan baik konsep perkalian tetapi mencoba menghafal perkalian tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kekeliruan jika hafalannya salah.
e) Tulisan yang tidak dapat di baca.
Ada siswa yang tidak dapat membaca tulisannya sendiri karena bentuk-bentuk huruf atau angka tidak tepat atau tidak lurus mengikuti garis. Akibatnya siswa mengalami kesulitan karena tidak mampu membaca tulisannya sendiri.
Guru dalam mengajar siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika hendaknya mampu mendeteksi berbagai kesalahan siswa seperti yang telah dikemukakan di atas. Dengan demikian, pembelajaran dapat diarahkan pada perbaikan kekeliruan-kekeliruan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.