Pendidikan merupakan proses tindakan bimbingan dan pertolongan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan kepribadian peserta didik. Pendidikan mengusahakan pembinaan pribadi manusia sampai pada tujuan akhirnya yaitu kebahagiaan dan sekaligus berguna bagi kepentingan masyarakat. Maka kegiatan pendidikan yang benar adalah pembinaan kepribadian manusia untuk mampu membina hubungan yang harmonis dengan Tuhan dan diri sendiri, serta sekaligus untuk kepentingan masyarakat, perilaku hubungan dengan keluarga, masyarakat dan alam sekitar.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran kelas perlu dikelola sedemikian rupa sehingga membantu pertumbuhan dan perkembangan kepribadian peserta didik. Pengelolaan kelas tidak sekedar bagaimana mengatur ruang kelas dengan segala sarana dan prasarananya, tetapi menyangkut bagaimana interaksi dan pribadi-pribadi di dalamnya. Pengelolaan kelas lebih ditekankan bagaimana pribadi-pribadi dalam kelas dapat menjadi suatu komunitas yang penuh persaudaraan dan kekeluargaan. Komunitas yang demikian akan mengembangkan kepribadian baik pendidik maupun peserta didiknya. Dari sini, maka peserta didik di kelas tidak hanya belajar aspek pengetahuan akan tetapi juga aspek afektif dan sosialitasnya.
Pengelolaan kelas merupakan ketrampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah (1) kehangatan dan keantusiasan, (2) tantangan, (3) bervariasi, (4) luwes, (5) penekanan pada hal-hal positif, (6) penanaman disiplin diri.
Ketrampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut:
1. Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal.
a) Menunjukkan sikap tanggap dengan cara: memandang secara seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberi reaksi terhadap gangguan di kelas.
b) Membagi reaksi secara visual dan verbal.
c) Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan peserta didik terhadap gangguan di kelas.
d) Memberi petunjuk dan teguran secara jelas dan bijaksana.
2. Ketrampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal, dengan cara:
1) Modifikasi perilaku:
a) Mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan.
b) Meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan.
c) Mengurangi perilaku buruk dengan hukuman.
2) Pengelolaan kelompok dengan cara (1) peningkatan kerjasama dan ketertiban, (2) menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul.
3) Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah:
a) Pengabaian yang direncanakan.
b) Campur tangan dengan isyarat.
c) Mengawasi secara ketat.
d) Mengakui perasaan negatif peserta didik.
e) Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya
f) Menghilangkan ketegangan dengan belajar dan mengekang secara fisik.
Ada asumsi bahwa manajemen kelas yang baik merupakan hasil sadar atas peranan guru untuk mengintegrasikan manajemen interaksi (belajar mengajar) dengan perencanaan interaksi pengajaran. Perpaduan ini seringkali menghasilkan persoalan dalam masalah disiplin. Interaksi belajar mengajar dan manajemen hakikatnya tidak terpisah, tetapi lebih merupakan dua komponen utama yang harus dibangun satu dengan lainnya jika menginginkan tercapainya kelas yang harmonis.
Ketrampilan guru yang efektif akan mengawasi perilaku murid dengan waktu yang baik, dengan memberikan pertanyaan yang baik, atau jenis pengalaman pembelajaran. Pengawasan itu justru bisa efektif sebagai tindakan manajemen kelas secara langsung. Meskipun pengajaran dan manajemen dilakukan berbeda, keduanya saling melengkapi dan berinteraksi dalam cara-cara yang produktif. Guru menyusun perencanaan pengajaran. Selanjutnya memimpin dalam proses pengajaran, memotivasi dalam belajar, dan selanjutnya mengawasi atau mengevaluasi hasil belajar. Semua itu adalah tindakan manajemen kelas yang dipadukan untuk mencapai efektifitas pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.