Ukuran yang lazim digunakan dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan adalah analisa rasio keuangan. Menurut pendapat dari Yogo Purnomo (1998), ada empat pertanyaan penting mengenai operasional perusahaan, yaitu :
(1) Bagaimana likuiditas perusahaan ? Pertanyaan ini mencoba mengungkap seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi tanggung jawabnya pada saat jatuh tempo. Lebih jauh pertanyaan ini mencoba mengamati apakah perusahaan mempunyai sumber dana yang cukup memadai untuk melunasi tanggung jawabnya pada saat jatuh tempo. Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas.
(2) Apakah manajemen menghasilkan laba yang memadai dari penggunaan asset–asset perusahaan ? Rasio keuangan yang digunakan dikenal dengan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas menerangkan kemampuan manajemen dalam menghasilkan keuntungan operasional usaha atau penjualan atas pemakaian asset–asset perusahaan.
(3) Bagaimana perusahaan mendanai asset–asssetnya ? Rasio keuangan yang digunakan masuk dalam kategori rasio laverage. Rasio–rasio keuangan ini menjelaskan proporsi besarnya sumber–sumber pendanaan jangka pendek atau jangka panjang terhadap pemakaian asset–asset perusahaan. Hal lain yang bisa diungkap dari kelompok rasio laverage adalah bagaimana kecenderungan struktur permodalan usaha, apakah perusahaan lebih banyak menggunakan pendanaan hutang atau lebih konsentrasi pada modal sendiri (ekuitas) dalam struktur permodalan usaha.
(4) Apakah para pemegang saham menerima penghasilan yang memadai dari investasi yang telah mereka lakukan ? Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio–rasio pasar modal (capital market ratio). Rasio–rasio pasar modal sebagian besar menggunakan variabel–variabel penting mengenai harapan–harapan pemodal dan perubahan nilai saham.
Dari empat rasio keuangan yang digunakan untuk menjawab keempat pertanyaan tersebut, hanya kelompok rasio laverage mengenai struktur permodalan usaha dan rasio–rasio pasar modal yang dalam perhitungan matematisnya menggunakan variabel–variabel yang berkaitan langsung dengan sekuritas saham. Variabel–variabel itu adalah Debt to Equity Ratio (DER), yang menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha. Return on Equity (ROE) menerangkan laba bersih yang dihasilkan untuk setiap ekuitas. Earning per Share (EPS), menandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Price to Earning Ratio (PER) menerangkan perbandingan harga pasar dari setiap lembar saham terhadap EPS, sedangkan Deviden per Share (DPS) menjelaskan besarnya deviden yang diterima oleh pemodal dari setiap lembar saham.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.