Sabtu, 05 November 2011

Pengertian dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

Sebelum kita mendefinisikan pendidikan Islam terlebih dahulu kita pahami makna, arti pendidikan, begitu pentingnya arti pendidikan dalam kehidupan dan demi kehidupan dan demi kemajuan serta ke-jayaan suatu bangsa, maka sangatlah tepat bila para ahli berlomba untuk merumuskan berbagai permasalahan dalam pendidikan, yang timbul disebabkan hal mendasar yaitu dikotomi pendidikan di negara kita, ataupun karena penafsiran yang berbeda dari para ahli penafsir pendidikan kita.
Menurut A. Marimba. Bahwa pendidikan adalah “pengaruh atau bimbingan seseorang terhadap orang lain yang dilakukan secara sadar”, jadi pengaruh diri sendiri atau lingkungan tidak termasuk kategori pendidikan. Dengan demikian pengaruh dari manusia adalah pendidikan, sedangkan pengaruh dari lain orang tidak disebut pendidikan tetapi hanya sebagai pengaruh saja.
Berangkat dari statmen di atas. Ahmad Tafsir kemudian mengemukakan pendapatnya bahwa pendidikan adalah pengembangan pribadi manusia dalam segala aspeknya, dengan penjelasan diatas pengaruh manusia dan lingkungan adalah termasuk proses pendidikan.
Dari dua pendapat diatas dapat kita pahami dan kita tarik definisi pendidikan secara jelas, intinya adalah pendidikan merupakan suatu upaya, usaha ataupun yang dilakukan untuk adanya suatu perkembangan terhadap diri manusia. Perkembangan dimaksud adalah perkembangan jiwa (afektif), akal (kognitif) dan jasmani/ ketrampilan (psikomotorik). Demikian kesimpulan pengertian pendidikan.
Sedangkan pengertian pendidikan Islam, dapat kita tarik dari pengertian pendidikan di atas, berangkat dari kata-kata Islam, dalam kalimat pendidikan Islam menunjukan corak pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang bercorak Islam, pendidikan yang Islam yaitu pendidikan yang bedasarkan Islami. Setelah kita membahas definisi pendidikan secara umum diatas, mungkin kita sekarang telah mempunyai gambaran apa sebenarnya pendidikan Islam itu. Dalam benak kita mungkin terlintas bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses yang dijalankan sesuai ajaran Islam, namun demikian nampaknya kita masih perlu mengkaji tentang pendidikan Islam dari beberapa definisi tokoh ahli pendidikan Islam.
Ahmad Tafsir, mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang terhadap orang lain agar dia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.10. Bila disingkat, maka pengertian itu akan menjadi suatu bimbingan yang diberikan kepada orang lain agar ia menjadi manusia muslim semaksimal mungkin.
Syahminan Zaini, mencoba untuk mendefinisikan pendidikan Islam dengan mengemukakan pendapatnya, bahwa pendidikan Islam adalah usaha untuk mengembangkan fitra manusia dengan ajaran Islam agar terwujud (tercapai) kehidupan manusia yang makmur dan bahagia.11 Dari pengetian ini kita dapat menilai bahwa pendidikan Islam adalah suatu usaha yang dilakukan dalam rangka pengembangan fitra manusia sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan fitra (aspek/potensi) manusia itu ada tiga, yaitu potensi akal, hati dan jasmani. Mungkin kita bisa menyebutnya dengan kognitif, afektif dan psikomotorik. Pengertian ini mengandung empat unsur, yaitu ; usaha pengembangan fitra manusia, ajaran islam dan kehidupan makmur dan bahagia.
Abdurr-Rahman Shaleh berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah merupakan pengembangan pikiran, penataan prilaku, pengaturan emosional, baik formil atau materiel hubungan peranan manusia dengan dunia ini, serta bagaimana manusia mampu memanfaatkan dunia sehingga mampu meraih tujuan kehidupan sekaligus mengupayakan meluaskan pengetahuan dan pandangan anak dalam kehidupan.12 Dari pengertian ini kita dapat menarik suatu pengetian bahwa orintasi pendidikan Islam adalah untuk mengembangkan pikiran, prilaku, emosional dan hubungan peranan manusia dengan dunia. Jadi penekanannya adalah pengembangan pikiran (kecerdasan), prilaku (hati /akhlah), pengaturan tingkat emosional dan hubungan peranan manusia dengan dunia (ketrampilan).
Sedangkan Zakiah Darajat mengemukakan sebuah konsep, bahwa pendidikan Islam adalah suatu usaha pembentukan kepribadian muslim13. Dengan demikian terlihat jelas ada sesuatu yang di harapkan dapat terwujud setelah seseorang mengalami pendidikan Islam secara keseluruan, sesuatu yang diharapkan dapat tewujud itu adalah terbentuknya kepribadian seorang yang bisa membuatnya menjadi insan kamil, dengan pola takwa insan kamil yang berarti manusia seutuhnya. Manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup berkembang dan secara wajar serta normal karena takwa kepada Allah SWT.
Setelah memelajari pengetian-pengetian pendidikan tentang Islam diatas, ternyata kita sekarang telah mengerti dan paham apa sebenarnya pendidikan Islam, ternyata pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan pengertian pendidikan pada umumnya. Hanya saja pendidikan Islam lebih spesifik sesuai dengan ajaran Islam dalam mengoprasionalkan pendidikan. Namun demikian, maka (esensi) dari pendidikan pada umumnya dan pendidikan Islam tetap sama. Yaitu suatu proses untuk perkembangan manusia dalam segala aspeknya, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya.
Sampai disini sekarang kita dapat menyimpulkan bahwa pendidikan Islam itu adalah suatu usaha yang dilakukan dalam rangka untuk mengembangkan potensi manusia dalam segala aspeknya sesuai dengan ajaran agama Islam. Sehinggah dapat terwujud segala potensi mausia dalam segala aspeknya.
Pendidikan Islam adalah merupakan suatu proses yang berkesadaran dan dilaksanakan dengan suatu perencanaan. Dan juga dilaksanakan dengan menggunakan berbagai macam pola dan alat serta tingkatan atu jenjang yang diatur (ditentukan). Sehingga dengan demikian pendidikan Islam sudah barang tentu mempunyai sesuatu yang dinamakan tujuan.
Tujuan pendidikan Islam bukanlah sesuatu yang tetap dan statis, akan tetapi, ia merupakan suatu aspek keseluruan dari kepribadian seseorang. Sehinga diharapkan dapat mengena terhadap keseluruan aspek kehidupan manusia, baik aspek akal, hati dan jasmani (ketrampilan).
Kalau kita melihat definisi pendididkan Islam diatas, adalah banyak kandungan suatu harapan terbentuknya (terwujudnya) manusia yang disebut dengan insan kamil, insan kamil yang dimaksud adalah manusia yang utuh jasmani dan rohani, dapat berkembang secara wajar sehingga terwujud kecerdasan otak, keseluruan budi dan ketrampilan serta ber-iman kepada Allah SWT.
H. M. Arifin, Mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama Islam dan sekaligus mengajarkan ajaran Islam serta mengamalkannya secara benar sesuai dengan pengetahuan agama.
Dari pendapat H.M. Arifin diatas, mungkin kita dapat memahami tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya syariat agama Islam dengan benar yang dilandasi oleh iman dan takwa kepada Allah SWT. Melihat beberapa pendapat tokoh-tokoh pendidikan Islam diatas, nampaknya tidak terlalu berlebian apabila Abdul fatah Jalal, mengatakan, bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah.14
Agama Islam menghendaki agar manusia dididik mampu merelisasikan tujuan hidupnya, tujuan hidup manusia adalah sudah digariskan oleh Allah SWT. Sejak manusia diciptakan-Nya, dimuka bumi. Yang dijelaskan dalam firman-Nya, dalam Qs. Al-Dzariat, ayat 56:
وماخلقت الجن والانس الا ليعبدون
“Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar supaya mereka menyembah (beribadah) kepada-Ku (Allah)”15.
Namun demikian, tentu tujuan pendidikan Islam yang menyatakan terbentuknya menusia sebagai hamba Allah SWT. Diatas, janganlah diartikan secara sempit, maksud dari hambah Allah SWT. adalah orang yang beribadah, dengan arti luas yaitu hubungan dengan manusia dan hubungan dengan Allah SWT. Dan diridloi-Nya.
Sehingga dengan demikian kesimpulanya adalah bahwa tujuan Pendidikan Islam akan terlihat dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami pendidikan Islam secara keseluruhan yaitu kepribadian seseorang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola Taqwa, (membangun manusia seutuhnya).
Agar menjadi orang muslim sejati, beriman teguh, beramal salih dan beraklaq mulya serta berguna bagi manusia, Agama dan Negara. Maka tujuan pendidikan yang terakhir sebagaimana Firman-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.