Sabtu, 05 November 2011

Efisiensi Pasar Valuta Asing

Konsep efisiensi pasar versi Fama (1965) mengingat dialah yang pertama kali mencentuskan konsep ini. Fama mendeskripsikan pasar yang efisien terdiri atas: “ sejumlah pelaku, yang rasional dan aktif selalu mengejar laba maksimal, bersaing satu sama lain dalam memprediksi nilai pasar dari suatu surat berharga di masa mendatang, dan dimana informasi saat ini yang penting tersedia hampir secara bebas bagi semua pelaku pasar.”
Dengan kata lain, bila harga aset merupakan tanda alokasi sumberdaya, maka harga tersebut harus memproses dan mentransfer semua informasi yang relevan mengenai perkembangan pasar di masa mendatang bagi pensuplai dan peminta aset tersebut. Oleh karena itu, pasar dikatakan efisien bila harga pasar betul-betul segera merefleksikan semua informasi yang relevan (Fama, 1970).
Nilai informasi pasar uang akan selalu digunakan oleh investor yang rasional dalam pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi yang diambil oleh investor yang rasional akan selalu dipengaruhi oleh tingkat resiko dan keuntungan yang diharapkan, investor yang rasional melakukan analisis sebelum menentukan valuta asing mana yang pantas mereka beli. Dalam melakukan analisa para investor membutuhkan berbagai informasi yang dijadikan sinyal penting untuk menilai. Keputusan investasi yang diambil oleh investor yang rasional akan selalu didasari analisa yang diperoleh dengan meramu berbagai informasi yang berhubungan dengan investasi yang bersangkutan.
Effendi (1996) menjelaskan perbedaan antara pasar yang tidak efisien dengan pasar yang efisien. Pasar yang tidak efisien adalah pasar yang dimana informasi secara relatif tidak tersedia cukup, penyampaian informasi berjalan lambat, pelaku pasar yang merasa tidak cukup puas, pasar tidak seimbang dengan harga yang tidak wajar, dan pelaku pasar bertindak irrasional. Sebaliknya, pasar yang efisien adalah pasar dimana informasi tersedia banyak, penyempurnaan informasi berlangsung pada harga yang wajar dan pelaku pasar bertindak rasional.
Pasar yang efisien, menurut Samuelson dan Nordhaus (1985) didefinisikan sebagai pasar dimana seluruh informasi dapat secara cepat dimengerti oleh seluruh peserta pasar dan tercermin dari pembentukan harga di pasar. Jika sebuah pasar efisien, harga saat ini dari suatu asset akan merefleksikan semua informasi yang tersedia sejalan dengan terbentuknya harga asset tersebut.
Menurut Richard VL Cooper (1993), Efisiensi Pasar Valuta Asing dibagi tiga jenis definisi efisiensi pasar secara umum:
1. bentuk lemah (weakly efficient market), yaitu di mana harga saat ini telah memasukkan semua informasi perdagangan dan harga di masa lalu. Artinya, kurs spot saat ini merupakan alat prediksi terbaik bagi kurs spot di masa mendatang, atau : dimana s adalah logaritma natural dari kurs spot, I adalah suatu himpunan informasi, dan s adalah kurs spot di masa mendatang (dalam logaritma natural). Bila realisasi kurs spot masa mendatang berbeda dengan harapan pasar, maka hal ini pasti disebabkan karena adanya gangguan yang secara random menghantam pasar, sehingga:
2. bentuk semi kuat (semi-strong market efficiency), dimana informasi yang tercermin dalam kurs valas spot lebih dari sekedar sejarah kurs, namun juga mencerminkan semua informasi yang tesedia secara umum.
3. bentuk kuat (strongly efficient market), di mana harga mencerminkan semua informasi yang kemungkinan dapat diketahui. Oleh karena itu, bagi analisis investasi dan insiders lain mungkin saja memperoleh keuntungan di atas rata-rata secara konsisten. Kendati demikian, bentuk kuat dari hipotesis efisiensi pasar tidak mungkin dipertahankan karena intervensi dari bank sentral dalam pasar valas.
Ketiga bentuk efisiensi diatas dengan kata lain disebut juga sebagai efisiensi secara informasi. Efisiensi dalam bentuk ini mencerminkan bagaimana suatu informasi dapat tidaknya mempengaruhi harga valas.
Pada gambar III.3 menjelaskan bahwa suatu peristiwa yang terjadi dapat mempengaruhi efisiensi pasar, baik atau tanpa pengembalian yang tidak normal. Hal tersebut terjadi karena pasar bereaksi secara langsung (cepat) terhadap peristiwa tersebut. Jika peristiwa yang terjadi membuat suatu pergerakan terhadap pasar dengan abnormal return tetapi dalam jangka waktu lama dan berkepanjangan, maka peristiwa dapat menyebabkan pasar menjadi tidak efisien secara informasi.

Menurut Jogiyanto (2000:353), efisiensi pasar secara keputusan (decisionally effiienc tmarket), dimana jika semua informasi tersedia dan semua pelaku pasar dapat mengambil keputusan juga merupakan efisiensi pasar dengan mempertimbangkan dua faktor, yaitu ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar.
Istilah “efisiensi” yang digunakan dalam pasar keuangan mencakup efisiensi alokatif, efisiensi operasional, dan efisiensi penentuan harga (Tucker, et.al., 1991: h. 46). Efisiensi alokatif (allocational efficiency) berarti bahwa alokasi sumberdaya telah berada dalam kondisi yang optimal, dan perubahan lebih lanjut dari alokasi sumber daya tersebut tidak akan memperbaiki kesejahteraan pelaku ekonomi. Efisiensi operasional (operational efficiency) menekankan bahwa efisiensi dicapai bila transaksi dilakukan dengan biaya transaksi yang minimum. Efisiensi penentuan harga (pricing efficiency) memperhatikan apakah harga suatu asset sama dengan nilai ekonomi intrinsiknya. Karena efisiensi tergantung dari kecepatan informasi untuk diproses dan akurasi informasi untuk disampaikan, efisiensi penentuan harga sering disebut efisiensi informasional (informational efficiency).
Eitemann et. al. (1995) menyatakan bahwa ada tiga fungsi utama pasar valas yaitu: pertama, fungsi perpindahan daya beli (transfer of purchasing power) dalam transaksi valas internasional; kedua, fungsi penyediaan kredit (provision of credit) untuk transaksi dagang internasional (dalam bentuk bankers acceptance ataupun Letter of Credit), dan ketiga, fungsi minimasi resiko fluktuasi valas (minimizing foreign risk) antara lain dalam bentuk fasilitas hedging untuk mengantisipasi resiko fluktuasi nilai tukar. Namun demikian , peran kunci pasar valas dalam transaksi internasional tersebut hanya bisa optimal dalam kondisi atau keberadaan pasar valas yang benar-benar efisien. Efisiensi yang terbentuk dalam pasar valas ini akan membawa suatu peningkatan produktivitas (pengurangan high cost transaction) yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Beberapa kajian tentang pasar valuta asing yang efisien telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Froot (1990) Tucker et.al (1991), Hooper (1994), Madsen (1996), Alexis and Apergis (1996). Dalam jangka panjang hasil kesimpulan secara umum dari survey atau analisis tersebut diatas ternyata tidak terdapat bukti yang berlawanan dengan konsep Efficient Market Hypothesis (EMH), namun demikian masih terdapat beberapa variasi hasil kajian terhadap uji efisiensi pasar valuta asing yang harus diintepretasikan secara hati-hati mengingat faktor keterbatasan data untuk sample yang terkadang tidak mencerminkan indikasi pasar yang efisien untuk periode yang pendek.
Froot (1990) meragukan keberadaan pasar valuta asing yang efisien berdasarkan hasil uji yang dilakukannya bahwa ternyata nilai Forward bersifat bias sebagai prediksi nilai spot masa mendatang di pasar valuta asing. Namun Froot tidak menjelaskan alasan ketidak efisienan pasar Forward. Analisis Froot tersebut juga sejalan dengan hasil kajian Hopper (1994). Untuk mata uang Canadian Dollar, dengan menekankan argumentasinya pada kegagalan konsep ekspektasi yang rasional di pasar valuta asing hingga memungkinkan adanya exploitable extra return. Hopper juga mencatat bahwa meskipun investor tidak memiliki ekspektasi rasional ataupun terdapat risk premium yang bervariasi di antara pelaku pasar, masih bisa memungkinkan terjadinya pasar yang efisien.
Fama (1981) melakukan penelitian mengenai Efficiency Market-Hypothesis, untuk meregresi perubahan nilai tukar pada forward premium. Mata uang yang dijadikan obyek adalah Swiss Franc dan US Dollar, dengan periode penelitian Agustus 1975 sampai dengan Desember 1982. Model yang digunakan :
S = + fp +
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar valas tidak efisien, karena point estimate memiliki nilai 0,50 (unbiased Hyphothesis). Kriteria dikatakan efisien apabila estimasi = 0 (nol).
Hasil uji yang dilakukan Tucker et.al. (1991) terhadap Canadian Dollar, French Franc, DM dan UK Pound Sterling mengindikasikan adanya pasar valuta asing yang efisien dan konsisten dengan konsep Random Walk Hypothesis, Unbiased Forward rate Hypothesis, serta Composite Effisiency Hypothesis. Hasil ini juga konsisten dengan apa yang diperoleh Meese and Rogoff (1983), Huang (1984) dan Chiang (1986). Hasil empiris yang cukup up to date adalah hasil uji yang dilakukan oleh Alexis dan Apergis (1996) terhadap 3 mata uang utama yakni DM, French Franc dan Yen terhadap US Dollar.
Berdasarkan hasil uji kointegrasi dapat diindikasikan bahwa pasar yang efisien sangat dipengaruhi oleh hubungan jangka panjang antara nilai Spot and Forward. Dengan menerapkan uji tersebut ternyata 3 mata uang tersebut menunjukkan adanya pemenuhan prasyarat efisiensi di ketiga pasar valas tersebut. Sementara itu, Lajaunie et. al. (1996) juga menggunakan mata uang DM, Canadian Dollar, UK Pound Sterling dan Yen Jepang terhadap US Dollar di tiga pasar utama yakni Tokyo, London dan New York. Hasil uji Johansen yang dilakukan menunjukkan adanya hasil yang konsisten di ketiga lokasi dan sangat mendukung keberadaan pasar valuta asing global yang efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.